Thursday, August 21, 2008

Industri Minyak di Dunia Islam

Pada abad ke-9 M, ilmuwan Muslim bernama Muhammad Al-Razi (864- 925) telah berhasil memproduksi minyak tanah untuk lampu dan pemanas.
Dunia Islam dikenal memiliki cadangan minyak yang melimpah ruah. Dari dulu hingga kini negara-negara Muslim di kawasan Teluk dan Semenanjung Arab menjadi produsen minyak terbesar di dunia. Tak heran, jika anggota Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) didominasi negaranegara Muslim, seperti Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, Qatar, serta Uni Emirat Arab.

Industri minyak di dunia Islam telah dimulai sejak abad ke-7 M. Dr A Zahoor dalam tulisannya berjudul Muslims and the Oil Industries mengungkapkan, era minyak di dunia Muslim diawali dengan kisah penghianatan. Guna mematahkan perlawanan kaum Muslim yang hendak menguasai Konstantinopel, Kaisar Constantine IV memerintahkan panglima tinggi militernya untuk bekerja sama dengan seorang penghianat dari Damaskus dalam sebuah operasi rahasia.

Pasukan Constantine akhirnya mampu mengalahkan perlawanan tentara Muslim dengan senjata berteknologi minyak yang diciptakan para ilmuwan dari Dinasti Umayyah pada tahun 680 M. Peristiwa itu menandakan bahwa umat Islam di era kekhalifahan sudah menguasai teknologi pe ngo lahan minyak. Sebuah pencapaian teknologi yang sangat tinggi pada zamannya.

Sejatinya, menurut Zahoor, manusia kuno yang tinggal di dunia Islam seperti Kuwait, Irak, Iran dan Azerbaijan, Turkmenistan dan Uzbekistan sudah mengenal minyak dan gas. “Orang Mesopotamia yang pertama kami membangun beberapa peradaban telah mengenal minyak mentah yang berasal dari sumur alam,” ungkap Zahoor. Sebuah manuskrip Akkadian bertarikh 2200 SM menyebut minyak mentah dengan istilah naptu –– berasal dari bahasa Arab yakni naft.

Saat pasukan tentara Muslim tiba di Irak dan Persia sekitar tahun 640 M, di kedua wilayah itu ditemukan ratusan lubang sumur minyak yang terbuka. Menurut catatan sejarah, mulai abad ke-10 M, Provinsi Faris di Persia telah menyumbangkan hampir 90 metrik ton minyak setiap tahunnya untuk bahan bakar lampu di istana khalifah. Sejarawan Muslim, Ibnu Adam menceritakan permintaan dan kebutuhan minyak di era kekhalifahan begitu tinggi.Akibat tingginya kebutuhan akan minyak membuat gubernur Arab di Irak Utara menghentikan penarikan pajak minyak dan merkuri. Kebijakan itu dilakukan sebagai sebuah insentif agar produksi minyak dari wilayah itu bisa semakin tinggi. Sejarah mencatat, sejumlah sumur minyak yang luas telah mulai dioperasikan di Irak dan wilayah se kitarnya pada abad ke-8 M.Sumur minyak yang paling strategis dan penting berada di Dir al-Qayyara ñ dekat kota Mosul. Sumur minyak itu mendapat penjagaan yang ketat pada siang dan malam dari tentara kekhalifahan.

Pada era itu, umat Islam tak hanya mengeksplorasi minyak. Peradaban Islam pada masa itu juga mulai menggunakan aspal untuk menghaluskan jalan-jalan di kota-kota utama. Di awal abad ke-13, ahli geografi bernama Yaqut secara gamblang menjelaskan bagaimana umat Islam menciptakan aspal dan menggunakannya untuk menghaluskan jalan. Perabadan Islam menggunakan aspal jauh lebih dulu dibanding kan peradaban Barat. Eropa pertama kali mengenal dan menggunakan aspal pada abad ke-19 M. Yakni, saat jalan di kota Paris berlapiskan aspal pada tahun 1838.

Sejarawan Muslim dari abad ke-10 M, Al-Mas’udi mencatat ten tang ladang-ladang minyak yang tersebar luas di daratan negeri Muslim. Sang sejarawan menyaksikan sumur-sumur minyak ter serak di Sicilia, Oman, Hadramaut, Irak, Persia, Turkmenistan, Taskent, India dan di wilayah Pulau Sumetera. Ia begitu takjub dengan jumlah minyak yang diproduksi negaranegara Muslim, kala itu. Ia menyebut negeri-negeri itu sebagai bilad al-naffata alias ‘negeri minyak’.

Kekhalifahan Islam mulai menerapkan pajak minyak pada saat Khalifah Abbasiyah, Al-Mansur (754-775) memberlakukan pungutan atas produksi minyak. Itulah pajak pertama yang diberlakukan atas produksi minyak dan hingga kini masih tetap berlaku di seantero dunia. Begitu melimpahnya produksi minyak yang dihasilkan, Kekhalifahan Abbasiyah yang berpusat di Baghdad mengangkat wali al-naft atau pengelola minyak di setiap daerah yang memproduksi minyak.Pada abad ke-9 M, ilmuwan Muslim bernama Muhammad Al- Razi (864-925) telah berhasil memproduksi minyak tanah untuk lampu dan pemanas.Dalam kitab yang ditulisnya berjudul Kitab Al-Asrar— Rhazes begitu orang Barat menyebutnya ñ telah mengungkapkan dua metode penyulingan untuk membuat minyak tanah. Metode penyulingan pertama menggunakan tanah liat dan yang kedua menggunakan ammonium khlorida.

Penyulingan itu dilakukan berulang-ulang sampai hasil sulingan benar-benar bersih dan amat digunakan untuk lampu. Minyak tanah bisa digunakan apabila pecahan hidrokarbon sudah menguap. Minyak tanah untuk lampu telah digunakan perabadan Muslim di zaman keemasan lebih dari 1.000 tahun sebelum masyarakat Barat mengenalnya. Itu berarti negeri-negeri Barat masih dicengkram gelapgulita, ketika kota-kota Islam bertabur cahaya di waktu malam.

Pada abad ke-10, kota Cordoba –– Eropa Muslim –– telah terangbenderang di malam hari. Di era kepemimpinan Khalifah Abdurrahman II (912-976), Masjid Cordoba saja diterangi 4.700 lampu dan menghabiskan minyak sekitar 11 ton per tahunnya. Para sejarawan juga melukiskan, jalan-jalan di Cor doba yang mulus dan licin pada malam hari terang-benderang bertaburkan cahaya lampu.Proses penyulingan yang digunakan untuk memproduksi minyak tanah sudah mulai sempurna pada abad ke-9 M. Minyak tanah di dunia dikenal dengan nama naft abyad atau minyak putih. Seorang sarjana terkemuka dari Persia di abad ke-15 M, Abu Tahir Al-Fayruzabadi dalam catatan perjalannya berjudul Al- Qamus Al-Muhit menuturkan bahwa minyak terbaik adalah minyak putih.

Sang pengembara itu juga menuturkan bahwa minyak tanah untuk bahan bakar lampu pada masa itu telah dijual bebas, laiknya obat. Abu Tahir juga mengungkapkan bahwa industri minyak sudah berjalan dengan pesat. Begitulah dunia Islam memulai produksi minyaknya di abad ke-7 M. Hingga kini, dunia Islam masih menjadi produsen utama minyak bumi alias bahan bakar fosil.

Sang Penemu Metode Produksi MinyakTerlahir di Rayy, Provinsi Khurasan dekat Teheran tahun 864 M, Al-Razi dikenal sebagai seorang dokter dan ahli kimia yang hebat. Sejatinya, ilmuwan Muslim yang dikenal Barat sebagai Rhazes itu bernama lengkap Abu Bakar Muhammad ibnu Zakariya. Al-Razi muda yang dikenal amat gemar memainkan harpa sudah mulai jatuh hati pada ilmu kimia.

Ia menimba ilmu dari Ali ibnu Rabban al-Tabari (808 M) — seorang dokter sekaligus filosof. Sang gurulah yang telah melecut minat Rhazes untuk menekuni dua bidang ilmu yakni kedokteran dan filsafat. Hingga kelak, dia menjadi seorang filosof, dokter dan ahli kimia yang amat populer di zamannya.Al-Razi merupakan ilmuwan yang sangat produktif. Tak kurang dari 200 buku berhasil dituliskannya. Kitabnya yang paling terkenal dan fenomenal adalah Kitab Al Mansur, Kitab Al Hawi, Kitab Al Asrar atau ‘Kitab Rahasia’. Dalam ìKitab Rahasiaî itulah Al-Razi melahirkan terobosan yang mencengangkan, yakni dua metode untuk memproduksi minyak tanah atau minyak lampu.

Metode pertama untuk memroduksi minyak tanah yang ditemukan Al- Razi adalah dengan menggunakan tanah liat sebagai penyerap. Sedangkan, metode kedua menggunakan ammonium khlorida.

Penyulingan minyak dengan kedua metode itu dilakukan secara berulang-ulang sampai hasil sulingan benar-benar bersih dan amat digunakan untuk lampu. Minyak tanah bisa digunakan apabila pecahan hidrokarbon sudah menguap.Sejarah juga mencatat bahwa Al- Razilah-lah, Ilmuwan pertama yang mengungkapkan minyak tanah untuk lampu atau naffatah. Minyak tanah temuannya itu digunakan untuk bahan bakar pemanas dan penerangan alias lampu. Kitab Al-Asrar yang ditulisnya telah digunakan industri lampu minyak dari zaman ke zaman.Selain sebagai ahli kimia, Al-Razi banyak memberi kontribusi dalam ilmu kedokteran. Penguasannya yang amat luas dan mendalam dalam kedokteran telah membuat namanya populer baik di Barat maupun di Timur. Tak heran, jika dia dipandang sebagai dokter terbesar abad pertengahan dan seorang dokter Muslim yang tiada bandingnya.

Al-Razi sempat memimpin rumah sakit di Rayy, Iran pada usia 30 tahun. Ia juga sempat mengelola dan memimpin rumah sakit di Bagdad. Buku kedokterannya yang paling terkenal adalah Al-Tibb Al-Mansur yang dipersembahkan kepada Gubernur al-Mansur, al-Hawi. Selain itu, ensiklopedi ilmu kedokteran yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada tahun 1279 menjadi rujukan sekolah kedokteran di Eropa hingga abad ke-17 M. Ia wafat di tanah kelahirannya pada usia 62 tahun, yaitu pada 25 Oktober 925 M.

Minyak untuk Kedokteran di Era KekhalifahanDi era kekhalifahan, minyak tak cuma digunakan sebagai bahan bakar. Seorang dokter terkemuka dari Basra, Irak bernama Masarjawah dalam kitab Qiwa Al-‘Aqaqir menyebutkan ‘minyak putih’ — sebutan minyak tanah dapat digunakan sebagai obat. Itulah pertama kalinya, dunia kedokteran Islam menjadikan minyak tanah sebagai bahan pengobatan.

Penemuan itu berawal dari permintaan para jenderal perang Muslim yang meminta Masarjawah membuatkan buku petunjuk bagi para petugas medis yang diterjunkan ke medan perang. Beserta para dokter lainnya, Masarjawah melakukan studi dan pencarian untuk menyusun buku panduan bagi petugas medis saat peperangan. Selain mengadopsi resep herbal dari berbagai negara seperti Mesir, Masarjawah memperkenalkan minyak tanah sebagai salah satu obat.Dalam buku petunjuk yang ditulisnya itu, Masarjawah memperkenalkan bahwa minyak sangat berguna untuk melawan penyakit dan infeksi. Tak heran, bila dari zaman ke zaman para dokter lainnya menerapkan motede penyembuhan minyak tanah yang digunakan Masarjawah.

Dalam kitabnya yang kini telah hilang itu Masarjawah berkata, “Minyak hangat, terutama minyak tanah bila diminum dalam dosis kecil sangat bagus untuk meredakan batuk, asma, serta radang sendi.” Begitulah para ilmuwan Islam membuat terobosan demi terobosan dalam ilmu pengetahuan.

Diambil dari repbublika.com

Wednesday, August 20, 2008

Kisah Kegundahan Seorang Yang Soleh Tentang Putrinya

Kisah perjalanan batin seorang ulama, melalui doa, rasa kecewa, takut, marah, khawatir, hingga mendapatkan hidayah, bahwa putri bungsunya yang progressive/agresive ternyata tetap dalam lindungan dan Jalannya Allah S.W.T.


Medan, 15 Juni 1975

Hari ini engkau terlahir ke dunia, anakku. Meski tidak seperti harapanku bertahun-tahun merindukan kehadiran seorang anak laki-laki, aku tetap bersyukur engkau lahir dengan selamat setelah melalui jalan divakum. Telah kupersiapkan sebuah nama untukmu; Qaulan Syadida..Aku sangat terkesan dengan janji Allah dalam surat Al-Ahzab ayat tujuh puluh, maknanya perkataan yang benar. Harapanku engkau kelak menjadi seorang yang kaya iman dan memperoleh fauzan'adzima, kemenangan yang besar seperti yang engkau telah dijanjikan Allah dalam Al-Quran. Sungguh kelahiranmu telah mengajarkanku makna bersyukur...


1981 Tahun ini engkau memasuki sekolah dasar. Usiamu belum genap enam tahun. Tetapi engkau terus merengek minta disekolahkan seperti saudarimu. Engkau berbeda dari keempat kakakmu terdahulu. Bagaimana engkau dengan gagah tanpa ragu atau malu-malu melangkah memasuki ruang kelasmu. Bahkan engkau tak minta dijemput. Saat ini aku mulai menyadari sifat keberanian yang tumbuh dalam dirimu yang tak kutemukan dalam diri saudarimu yang lain.


1987 Putriku, sungguh aku pantas bangga padamu. Tahun ini engkau ikut Cerdas Cermat tingkat nasional di TVRI. Dengan bangga aku menyaksikan engkau tampil penuh percayar diri di layar kaca dan aku pun bisa berkata pada teman-temanku; itu anakku Qaulan...Meski tidak juara pertama, aku tetap bangga padamu. Namun di balik rasa banggaku padamu selalu terbesit satu kekhawatiran akan sikapmu yang agak aneh dalam pengamatanku. Tidak seperti keempat kakakmu yang kalem dan cendrung memilik sifat-sifat perempuan, engkaujustru sangat angresif, pemberani, agak keras kepala, meski tetap santun padaku dan selalu juara kelas.


Jika hari Ahad tiba, engkau lebih suka membantuku membersihkan taman, mengecat pagar, atau memegangi tangga bila aku memanjat membetulkan bocor. Engkau lebih sering mendampingiku dan bertanya tentang alat-alat pertukangan ketimbang membantu ibumu memasak di dapur seperti saudarimu yang lain.


Kebersamaan dan kedekatanmu denganku, membuatku sering meperlakukanmu sebagai anak lelakiku, dengan senang hati aku menjawab pertanyaan-pertanyaanmu, membekalimu dengan pengatahuan dan permainan untuk anak lelaki. Tak jarang kita berdua pergi memancing atau sekedar menaikkan layang-layang sore hari di lapangan madrasah tempat aku mengajar.


Putriku, sungguh kekhawatiranku berbuah juga. Engkau menolak bersekolah di tsanawiyah seperti saudarimu. Diam-diam tanpa sepengetahuanku engkau telah mendaftar di sebuah SMP negeri. Bukan kepalang kemarahanku. Untunglah ibumu datang membelamu, jika tidak mungkin tangan ini sudah berpindah ke pipimu yang putih mulus. Tegarnya watakmu, bahkan tak setetes airmata jatuh dari kedua matamu yang tajam menatapku.


Putriku, jika aku marah padamu semata-mata karena aku khawatir engkau larut dalam pola pergaulan yang tak benar, anakku. Terlebih-lebih saat engkau menolak mengenakan jilbab seperti keempat kakakmu. Betapa sedih dan kecewa hatiku melihatmu, Nak...


1993 Tahun ini engkau menamatkan SMAmu. Engaku tumbuh menjadi gadis cantik, periang, pemberani, dan banyak teman. Temanmu mulai dari tukang kebun sampai tukang becak, wartawan, bahkan menurut ibumu pernah anggota Kopassus datang mencarimu.

Putriku, disetiap bangun pagiku, aku seolah tak percaya engkau adalah putriku, putri seorang yang sering dipanggil Ustadz, putri seorang kepala madrasah, putri seorang pendiri perguruan Islam...


Putriku, entah mengapa aku merasa seperti kehilanganmu. Sedih rasanya berlama-lama menatapmu dengan potongan rambut hanya berbeda beberapa senti dengan rambutku. Biar praktis dan sehat; berkali-kali itu alasan yang kau kabarkan lewat ibumu. Jika terjadi sesuatu yang tidak baik pada dirimu selama melewati usia remajamu, putriku maka akulah orang yang paling bertanggung jawab atas kesalahan itu. Aku tidak behasil mendidikmu dengan cara yang Islami.


Dalam doa-doa malamku selalu kebermohon pada Rabbul 'Izzati agar engkau dipelihara olehNya ketika lepas dari pengawasan dan pandangan mataku. Kesedihan makin bertambah takkala diam-diam engkau ikut UMPTN dan lulus di fakultas teknik. Fakultas teknik, putriku? Ya Rabbana, aku tak sanggup membayangkan engkau menuntut ilmu berbaur dengan ratusan anak laki-laki dan bukan satupun mahrommu?


Dalam silsilah keluarga kita tidak satupun anak perempuan belajar ilmu teknik, anakku. Keempat kakakmu menimba ilmu di institut agama dan ilmu keguruan. Ya, silsilah keluarga kita adalah keluarga guru, anakku. Engkau kemukakan sejumlah alasan, bahwa Islam juga butuh arsitek, butuh teknokrat, Islam bukan tentang ibadah melulu...Baiklah, aku sudah terlalu lelah menghadapimu, aku terima segala argumen dan pemikiranmu,putriku..

Dan aku akan lebih bisa menerima seandainya engkau juga mengenakan busana Muslimah saat memulai masa kuliahmu.


1995 Tahun ini tidak akan pernah kulupakan. Akan kucatat baik-baik...Engkau putriku, yang selalu kusebut namamu dalam doa-doaku, kiranya Allah S.W.T mendengar dan mengabulkan pintaku. Ketika engkau pulang dari kuliahmu; subhannalah! Engkau sangat cantik dengan jilbab dan baju panjangmu, aku sampai tidak mengenalimu, putriku. Engkau telah berubah, putriku.. Apa sesungguhnya yang engkau dapati di luar sana. Bertahun-tahun aku mengajarkan padamu tentang kewajiban Muslimah menutup aurat, tak sekalipun engkau cela perkataanku meski tak sekalipun juga engkau indahkan anjuranku. Dua tahun di bangku kuliah, tiba-tiba engkau mengenakan busana takwa itu? Apa pula yang telah membuatmu begitu mudah menerima kebenaran ini? Putriku, setelah sekian lamanya waktu berlalu, kembali engkau mengajarkan padaku tentang hakikat dan makna bersyukur.


1997 Putriku, kini aku menulis dengan suasana yang lain. Ada begitu banyak asa tersimpan di hatiku melihat perubahan yang terjadi dalam dirimu. Engkau menjadi sangat santun, bahkan terlihat lebih dewasa dari keempat saudarimu yang kini telah berumah tangga semuanya. Kini, hanya engkau aku dan ibumu yang mendiami rumah ini.

Kurasakan rumah kita seolah-olah berpendar cahaya setiap saat dilantuni tilawah panjangmu. Gemercik suara air tengah malam menjadi irama yang kuhafal dan pantas kurenungi.

Putriku, jika aku pernah merasa bahagia, maka saat paling bahagia yang pernah kurasakan di dunia adalah saat ketika diam-diam aku memergokimu tengah menangis dalam sujud malammu....

Selalu kuyakinkan diriku bahwa akulah si pemilik mutiara cahaya hati itu, yaitu engkau putriku...


1998 Putriku, kalau saat ini aku merasa sangat bangga padamu, maka itu amat beralasan. Engkau telah lulus menjadi sarjana dengan predikat cum laude. Keharuan yang menyesak dadaku mengalahkan puluhan tanya ibumu, diantaranya; mengapa engkau tidak punya teman pendamping pria seperti kakak-kakakmu terdahulu? Engkau begitu sederhana, putriku, tanpa polesan apapun seperti lazimnya mereka yang akan berangkat wisuda, semua itu justru membuatku semakin bangga padamu. Entah darimana engkau bisa belajar begitu banyak tentang kebenaran, anakku...

Jika hari ini aku meneteskan airmata saat melihatmu dilantik, itu adalah airmata kekaguman melihat kesungguhan, ketegaran, serta prinsip yangengkau pegan teguh. Dalam hal ini akupun mesti belajar darimu, putriku...


1 Agustus 1999

Putriku, bulan ini usiaku memasuki bilangan enampuluh tiga. Aku teringat Rasulullah mengakhiri masa dakwahnya didunia pada usia yang sama.

Akhir-akhir ini tubuhku terasa semakin melemah. Penyakit jantung yang kuderita selama bertahun-tahun kemarin mendadak kumat, saat kudapati jawaban diluar dugaan dari keempat saudarimu. Tidak satu pun dari mereka bersedia meneruskan perguruan yang telah kubina selama puluhan tahun. Aku sangat maklum, mereka tentu mempunyai pertimbangan yang lain, yaitu para suami mereka.

Sedih hatiku melihat mereka yang telah kudidik sesuai dengan keinginanku kini seolah-oleh bersekutu menjauhiku.


Jika aku menulis diatas tempat tidur rumah sakit ini, itu dengan kondisi sangat lemah, putriku. Aku tak tahu pasti kapan Allah memanggilku. Putriku....kutitipkan buku harianku ini pada ibumu agar diserahkan padamu. Aku percaya padamu...Jika aku memberikan buku ini padamu, itu karena aku ingin engkau mengetahui betapa besar cintaku padamu, mengapa dulu aku sering memarahimu..maafkan buya, putriku...


Kini hanya engkau satu-satunya harapanku...Aku percaya perguruan yang telah kubangun dengan tanganku sendiri ini padamu. Aku bercita-cita mengembangkannya menjadi sebuah pesantren. Engkau masih ingat lapangan tempat kita dulu menaikkan layangan? Itu adalah tanah warisan almarhum kakekmu.


Di lapangan itulah kurencanakan berdiri bangunan asrama tempat para santri bermukim. Engkau seorang arsitek, anakku, tentu lebih memahami bangunan macam apa yang sesuai untuk kebutuhan sebuah asrama pesantren...


Kuserahkan sepenuhnya kepadamu, juga untuk mengelolanya nanti. Sebab aku yakin, dari tanganmu, dari hatimu yang jernih, dari perkataan dan tindakanmu yang selalu sejalan dengan kebenaran akan terlahir sebuah fauzan'adzima, kemenangan yang besar, seperti yang telah Allah janjikan, yakinlah, putriku...


Dalam diri dan jiwamu kini terhimpun beragam kapasitas keilmuan dunia dan akhirat. Kini kusadari engkau bukan saja sekedar terlahir dari rahim ibumu, tetapi juga lahir dari rahim bernama Hidayah. Semoga Allah menyertai dan memudahkan jalan yang akan engkau lalui, putriku. Amien Ya Rabbal 'Alamiin.


12 Agustus 1999

Rabbi, jika airmata ini bukan tumpah, bukan karena aku tidak mengikhlaskan buyaku Engkau panggil, tapi sebab aku belum mengenali buyaku selama ini, seutuhnya. Sebab hanya seujung kuku baktiku padanya. Rabbi, perkenankan aku menjalankan amanah Buya dengan segenap radhi-Mu. hanya Engkau..ya Mujib...

Diambil dari kebunhikmah.com

Andaikata Aku Bisa Memberi Lebih Banyak Lagi...

Seperti yang telah biasa dilakukan ketika salah satu sahabatnya meninggal dunia, maka Rasulullah SAW mengantar jenazahnya sampai ke kuburan. Dan pada saat pulangnya disempatkannya singgah untuk menghibur dan menenangkan keluarga almarhum supaya tetap bersabar dan tawakal menerima musibah itu.
Kemudian Rasulullah SAW bertanya, “Tidakkah almarhum mengucapkan wasiat sebelum wafatnya?”. Istrinya almarhum menjawab, “Saya mendengar dia mengatakan sesuatu diantara dengkur nafasnya yang tersengal-sengal menjelang ajal”. “Apa yang dikatakannya?”. “Saya tidak tahu, ya Rasulullah SAW, apakah ucapannya itu sekedar rintihan sebelum mati, ataukah rintihan pedih karena dasyatnya sakaratul maut. Cuma, ucapannya memang sulit dipahami lantaran merupakan kalimat yang terpotong-potong.” “Bagaimana bunyinya?” desak Rasulullah SAW. Istri yang setia itu menjawab, “Suami saya mengatakan “Andaikata lebih jauh lagi…andaikata yang masih baru…..andaikata semuanya….” hanya itulah yang tertangkap sehingga kami bingung dibuatnya. Apakah perkataan-perkataan itu igauan dalam keadaan tidak sadar, ataukah pesan-pesan yang tidak selesai?” Rasulullah SAW tersenyum “sungguh yang diucapkan suamimu itu tidak keliru”.

Kisahnya begini. Pada suatu hari ia sedang bergegas akan ke masjid untuk melaksanakan shalat Jum’at. Ditengah jalan ia berjumpa dengan orang buta yang bertujuan sama. Si buta itu tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntun. Maka suamimu yang membimbingnya hingga tiba di masjid. Tatkala hendak menghembuskan nafas penghabisan, ia menyaksikan pahala amal sholehnya itu, lalu iapun berkata “Andaikan lebih jauh lagi”. Maksudnya, andaikata jalan ke masjid itu lebih jauh lagi, pasti pahalanya lebih besar pula.

Ucapan lainnya ya Rasulullah SAW?” tanya sang istri mulai tertarik. Nabi menjawab, “Adapun ucapannya yang kedua dikatakannya tatkala, ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu ia pergi ke masjid pagi-pagi, sedangkan cuaca dingin sekali, di tepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, kedinginan. Kebetulan suamimu membawa sebuah mantel baru, selain yang dipakainya. Maka ia mencopot mantelnya yang lama, diberikannya kepada lelaki tersebut. Dan mantelnya yang baru lalu dikenakannya. Menjelang saat-saat terakhirnya, suamimu melihat balasan amal kebajikannya itu sehingga ia pun menyesal dan berkata, “Andaikata yang masih baru kuberikan kepadanya dan bukan mantelku yang lama, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi”. Itulah yang dikatakan suamimu selengkapnya.

Kemudian, ucapannya yang ketiga, apa maksudnya, ya Rasulullah SAW?” tanya sang istri makin ingin tahu. Dengan sabar Nabi menjelaskan, “Ingatkah kamu pada suatu ketika suamimu datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Engkau menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur dengan daging. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba-tiba seorang musafir mengetuk pintu dan meminta makanan. Suamimu lantas membagi rotinya menjadi dua potong, yang sebelah diberikan kepada musafir itu. Dengan demikian, pada waktu suamimu akan menghembuskan nafasnya, ia menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalannya itu. Karenanya, ia pun menyesal dan berkata ‘kalau aku tahu begini hasilnya, musafir itu tidak hanya kuberi separoh. Sebab andaikata semuanya kuberikan kepadanya, sudah pasti ganjaranku akan berlipat ganda.

Begitulah keadilan Tuhan. Pada hakekatnya, apabila kita berbuat baik, sebetulnya kita juga yang beruntung, bukan orang lain. Lantaran segala tindak-tanduk kita tidak lepas dari penilaian Allah. Sama halnya jika kita berbuat buruk. Akibatnya juga menimpa kita sendiri. “Kalau kamu berbuat baik, sebetulnya kamu berbuat baik untuk dirimu. Dan jika kamu berbuat buruk, berarti kamu telah berbuat buruk atas dirimu pula.” (QS.Al Isra’: 7)

Diambil dari kebunhikmah.com

Kisah Abu Dzar r.a, Pejuang Sebatang Kara

Abu Dzar al-Ghiffari ra. sebelum memeluk Islam adalah seorang perampok para kabilah di padang pasir, berasal dari suku Ghiffar yang terkenal dengan sebutan binatang buas malam dan hantu kegelapan. Hanya dengan hidayah Allah akhirnya ia memeluk Islam (dalam urutan kelima atau keenam), dan lewat dakwahnya pula seluruh penduduk suku Ghiffar dan suku tetangganya, suku Aslam mengikutinya memeluk Islam.

Disamping sifatnya yang radikal dan revolusioner, Abu Dzar ternyata seorang yang zuhud (meninggalkan kesenangan dunia dan mengecilkan nilai dunia dibanding akhirat), berta’wa dan wara’ (sangat hati-hati dan teliti). Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tidak ada di dunia ini orang yang lebih jujur ucapannya daripada Abu Dzar”, dikali lain beliau SAW bersabda, “Abu Dzar – diantara umatku – memiliki sifat zuhud seperti Isa ibn Maryam”.

Pernah suatu hari Abu Dzar berkata di hadapan banyak orang, “Ada tujuh wasiat Rasulullah SAW yang selalu kupegang teguh. Aku disuruhnya agar menyantuni orang-orang miskin dan mendekatkan diri dengan mereka. Dalam hal harta, aku disuruhnya memandang ke bawah dan tidak ke atas (pemilik harta dan kekuasaan)). Aku disuruhnya agar tidak meminta pertolongan dari orang lain. Aku disuruhnya mengatakan hal yang benar seberapa besarpun resikonya. Aku disuruhnya agar tidak pernah takut membela agama Allah. Dan aku disuruhnya agar memperbanyak menyebut ‘La Haula Walaa Quwwata Illa Billah’. “

Dipinggangnya selalu tersandang pedang yang sangat tajam yang digunakannya untuk menebas musuh-musuh Islam. Ketika Rasulullah bersabda padanya, “Maukah kamu kutunjukkan yang lebih baik dari pedangmu? (Yaitu) Bersabarlah hingga kamu bertemu denganku (di akhirat)”, maka sejak itu ia mengganti pedangnya dengan lidahnya yang ternyata lebih tajam dari pedangnya.

Dengan lidahnya ia berteriak di jalanan, lembah, padang pasir dan sudut kota menyampaikan protesnya kepada para penguasa yang rajin menumpuk harta di masa kekhalifahan Ustman bin Affan. Setiap kali turun ke jalan, keliling kota, ratusan orang mengikuti di belakangnya, dan ikut meneriakkan kata-katanya yang menjadi panji yang sangat terkenal dan sering diulang-ulang, “Beritakanlah kepada para penumpuk harta, yang menumpuk emas dan perak. Mereka akan diseterika dengan api neraka, kening dan pinggang mereka akan diseterika dihari kiamat!”

Teriakan-teriakannya telah menggetarkan seluruh penguasa di jazirah Arab. Ketika para penguasa saat itu melarangnya, dengan lantang ia berkata, “Demi Allah yang nyawaku berada dalam genggaman-Nya! Sekiranya tuan-tuan sekalian menaruh pedang diatas pundakku, sedang mulutku masih sempat menyampaikan ucapan Rasulullah yang kudengar darinya, pastilah akan kusampaikan sebelum tuan-tuan menebas batang leherku”

Sepak terjangnya menyebabkan penguasa tertinggi saat itu Ustman bin Affan turun tangan untuk menengahi. Ustman bin Affan menawarkan tempat tinggal dan berbagai kenikmatan, tapi Abu Dzar yang zuhud berkata, “aku tidak butuh dunia kalian!”.

Akhir hidupnya sangat mengiris hati. Istrinya bertutur, “Ketika Abu Dzar akan meninggal, aku menangis. Abu Dzar kemudian bertanya, “Mengapa engkau menangis wahai istriku? Aku jawab, “Bagaimana aku tidak menangis, engkau sekarat di hamparan padang pasir sedang aku tidak mempunyai kain yang cukup untuk mengkafanimu dan tidak ada orang yang akan membantuku menguburkanmu”.

Namun akhirnya dengan pertolongan Allah serombongan musafir yang dipimpin oleh Abdullah bin Ma’ud ra (salah seorang sahabat Rasulullah SAW juga) melewatinya. Abdullah bin Mas’ud pun membantunya dan berkata, “Benarlah ucapan Rasulullah!. Kamu berjalan sebatang kara, mati sebatang kara, dan nantinya (di akhirat) dibangkitkan sebatang kara”.

(Sumber tulisan oleh : NN, dengan beberapa edit oleh Penjaga Kebun Hikmah)

Diambil dari kebunhikmah.com

Surat Abi buat Annisa

Annisa anakku,

Saat Abi menulis surat ini, Abi tak tahu apakah kelak kamu akan membacanya atau tidak. Sengaja Abi tuliskan hal ini karena Abi yakin bahwa diantara manusia yang banyak ada orang-orang yang akan dapat mengambil pelajaran dari kita. Walaupun pilihan Allah terhadap kita sudah jelas, tetap saja Abi berharap semoga Allah menjauhkan kita dari sifat sombong dan takabur.

Ketika Abi memutuskan untuk membantu kerja nabi kita, Abi menyadari bahwa cepat atau lambat kamu akan mendapatkan bahwa Abi tidak cukup punya waktu untuk membantumu belajar, bermain atau bersenda gurau sebagaimana yang dulu pernah kita lakukan. Selepas itu barangkali orang yang tidak tahu akan menyangka bahwa Abi adalah orang yang tidak peduli lagi dengan keluarganya sendiri.

Dalam keadaan seperti ini, Abi tetap merasa bahwa kamu tahu betapa Abi sayang padamu. Ketika Abi mengurusmu, Abi tidak tahu apakah Abi termasuk orang tua yang tegar atau tidak. Saat kamu demam, Abi takut Allah segera memanggilmu pulang ke haribaan-Nya. Selepas berdoa untuk kesembuhanmu, Abi justru merasa malu karena tak kuasa membendung air mata yang gugur.

Pada banyak hari yang telah lalu kamu dapati bahwa Abi belum pulang saat kantuk mengusaimu. Dan ketika kamu bangun, kita pun hanya punya sedikit masa untuk buat persiapan, yakni saat Abi pergi kerja dan kamu pergi ke sekolah. Kalau saja bukan karena Ummi yang sering mendesak Abi dengan ‘ancamannya’ barangkali Abi tidak punya waktu meskipun satu malam untuk berbual denganmu.

Maafkan Abi bila sampai saat ini Abi tidak memberimu waktu lapang sebagaimana kebanyakan anak sebayamu mendapatkannya. Bila Abi tidak sedang keluar di tempat lain atau di negeri lain, kamu dapati Abi sibuk dengan urusan dakwah di kampung kita atau sekitarnya. Meskipun demikian Ummi biasanya tahu kemana Abi pergi.

Barangkali kamu menyangka bahwa Abi terlalu keras dalam mendidikmu lewat Ummi. Sebagaimana saudara2-mu yang lain, kamu harus cukup merasa puas dengan cerita kawan2-mu di sekolah tentang tayangan televisi kegemaran anak2 sebayamu. Kamu juga belajar merasa puas dengan sedikitnya bekal ketika sekolah. Akan tetapi barangkali inilah yang terbaik yang dapat Abi berikan untuk menjadikanmu tegar dan mandiri pada satu hari nanti dengan ijin Allah.

Abi yakin bahwa Allah selalu menepati janji-Nya. Dia terlalu agung untuk mengingkari janji2-Nya sendiri. Dia robb kita yang maha pemelihara, maha kaya lagi maha memberi. Dan bila Abi memutuskan bahwa dakwah adalah kerja utama kita, itupun karena Abi yakin dengan ketetapan-Nya yang sempurna. Dan bila abi tetap bekerja sebagai buruh, itupun karena Abi yakin bahwa dengan cara inilah dakwah boleh diusahakan mengikuti kemampuan kita. Allah ‘menghantar’ kita ke tempat kita tinggal saat ini sebagaimana Dia mengutus nabi dan rasul-Nya kepada kaumnya.

Barangkali kamu memendam banyak cerita tentang kesulitan yang timbul di dalam keluarga kita akibat kerja ini. Barangkali juga kamu merekam banyak kejadian yang menyedihkanmu karena bertambahnya kesibukan yang berhubungan dengan dakwah. Namun demikian, hendaknya kamu selalu ingat bahwa Allah swt selalu memberikan kesusahan kepada orang2 yang dicintai-Nya. Dengannya Allah swt menurunkan sifat2 yang bila seseorang memilikinya maka dapat dipastikan bahwa Allah bersamanya. Bukankah Allah bersama orang yang sabar, Allah bersama orang yang takwa, Allah bersama orang yang ikhlas? Sifat2 seperti inilah yang Dia hendak turunkan kepada kita dan para da’i-Nya di seluruh alam.

Pagi ini, setelah pulang dari mengantarkanmu ke madrasah hafidzah selama 7 hari di tempat yang jauh, Abi berkesempatan meneleponmu. Sungguh, dari suaramu Abi tidak lagi khawatir akan kebaikanmu. Kamu tertawa bersama kawan2-mu yang ikut ‘nimbrung’ di telepon. Kamu telah mendapatkan tempat yang cocok untuk masa depanmu. Semua ini adalah karunia dari Allah yang maha pengasih dan maha penyayang.

Annisa, jaga dirimu baik2 nak. Abi tidak melupakan kerja besar yang telah kamu buat beberapa tahun yang lalu atas Son Lie, kawan sebayamu, justru pada saat Abi tidak bersamamu. Abi tidak tahu hikmah yang bagaimana yang telah Allah berikan kepadamu sehingga dalam beberapa bulan saja Son Lie beserta mamah-papahnya (yang datang dari Beijing) dapat memeluk Islam di tanganmu. Kamu belum lagi akil baligh, namun Allah telah memberimu satu cahaya yang dapat menerangi orang yang ada dalam kegelapan. Abi bersyukur kepada Allah atas karunia ini. Abi bangga memilikimu, nak.

Maka bila kamu susah, janganlah kamu mengadukannya kepada siapapun sebelum kamu datang kepada Allah. Bila kamu sakit, janganlah kamu berobat sebelum kamu ‘menanyakan’ sakitmu kepada robb-mu. Bila kamu dalam kekurangan, perbaikilah amal2-mu, dengan demikian Allah akan mencukupkanmu bahkan melebihkanmu dengan apa saja yang disukai-Nya bagimu.

Selalulah berdoa agar Allah melimpahkan kekuatan dan bantuan-Nya bagi Abi dalam menolong agama-Nya. Insya Allah Abi terus belajar dalam mengikuti contoh teladan kita, nabi Muhammad saw. Doakan juga kebaikan bagi Ummi. Semoga Allah mencatatmu sebagai anak yang berbakti kepada kedua orangtuamu hingga Dia sendiri ridho kepadamu dan ridho kepada Abi dan Ummi, orangtuamu. Subhanallah.

Wassalam,
Abi dan Ummi
Pattaya, 10/06/2003

Diambil dari kebunhikmah.com

Enaknya melahirkan di Jepang

Alhamdulillah telah lahir tiga anak saya selama masa studi dan bekerja di jepang. Anak pertama perempuan lahir tahun 2005, anak kedua juga perempuan tahun 2007, dan yang ketiga laki-laki dua bulan lalu. Bagi kita di Indonesia proses kelahiran anak disamping sebagai prosesi membahagiakan bagi orang tua dan kakek-neneknya, terselip kekuatiran soal biaya mulai dari proses kehamilan sampai melahirkan apalagi jika harus operasi.

Ada dua masalah yang dihadapi yaitu pelayanan kesehatan/rumah sakit dan biaya. Bukan rahasia lagi, ada uang ada pelayanan. Mereka yang memiliki kantong tebal dapat memilih dokter terbaik dengan pelayanan khusus. Tapi bagi kebanyakan orang dengan penghasilan paspasan harus berdesak-desakkan di rumah sakit umum yang kadang-kadang pelayannya sangat memprihatinkan. Apalagi jika harus menggunakan askes, prosedurnya jauh lebih sulit dengan pelayanan kadang-kadang tak memuaskan.

Sangat berbeda dengan kondisi di jepang. Setiap penduduk jepang harus ikut dalam program dalam salah satu, asuransi kesehatan nasional atau asuransi kesehatan perusahaan. Dengan ikut asuransi kesehatan maka 70% biaya berobat/pemeriksaan kesehatan ditanggung oleh asuransi. Karena seluruh warga jepang harus ikut asuransi, maka tak ada loket khusus seperti di indonesia untuk pasien askes. Padahal loket khusus tsb menyebabkan perbedaan pelayanan, biasanya rumah sakit mendahulukan pasien non askes karena bayarnya cash.

Di jepang, premi asuransi kesehatan perbulan ditentukan berdasar penghasilan (dari laporan pajak tahunan) dan jumlah anggota keluarga. Orang dengan penghasilan tinggi harus bayar premi lebih mahal dibandingkan dengan yang berpenghasilan lebih rendah. Istri dan anak-anak diperhitungkan dengan formulasi tertentu dan secara otomatis ikut dalam premi askes yang dibayarkan oleh kepala rumah tangga. Sebagai gambaran, ketika saya masih mahasiswa dengan satu anak (tak bayar pajak), premi perbulan sekitar 5 ribu yen (sekitar 415 ribu rupiah). Sangat berbeda ketika dalam status visa kerja (tentu harus bayar pajak), premi perbulan sekitar 25 ribu yen (sekitar 2 juta rupiah) perbulan. Tentu saja dengan lonjakan premi tsb, kita menuntut pelayanan prima, belum lagi pajak penghasilan yang dibayarkan. Dan sejauh ini pelayanan di rumah sakit maupun kantor-kantor pelayanan umum lainnya sangat baik karena mereka sadar bahwa setiap penduduk jepang, penduduk asli maupun warga asing, telah membayar pajak dan premi asuransi kesehatan sesuai dengan penghasilannya. Dan operasional pemerintah memang sebagiannya disokong oleh pajak.

Dengan memiliki kartu askes kita dapat memilih berobat di rumah sakit mana saja, bahkan jika tak mau antri di rumah sakit umum, boleh berobat di klinik-klinik spesialis dengan tetap hanya membayar 30% dari ongkos berobat/konsultasi.

Kembali ke soal kasus melahirkan. Tentu saja bagi warga jepang pun peristiwa kelahiran membutuhkan biaya besar. Ancar-ancar biaya rumah sakit untuk melahirkan normal sekitar 300 ribu sampai 400 ribu yen, sedangkan untuk operasi sekitar 150 ribu sampai 250 ribu yen.

Aneh khan? Koq operasi malah lebih murah? Kalau di indonesia operasi lebih mahal daripada lahir normal. Ini terjadi karena melahirkan dengan cara operasi dianggap sebagai suatu kecelakaan atau penyakit sehingga biayanya 70% ditanggung oleh askes. Sedangkan pada kasus melahirkan normal, dianggap sebagai penyakit, sehingga pasien harus membayar 100% biayanya.

Untuk pemeriksaan selama kehamilan, ibu hamil harus kerumah sakit setiap 2 minggu. Setiap tahap perkembangan janin selalau dipantau dengan USG dan print outnya diberikan kepada pasien sehingga dapat ikut mengetahui perkembangan janin termasuk mengecek ukuran janin apakah normal atau kelainan. Oh yah kantor askes memberikan cuma-cuma buku kontrol kehamilan, sebagai panduan pasien dan dokter. Di dalamnya memuat tahapan-tahapan pemeriksaan yang harus dijalani, dan wajib diisi oleh dokter. Di dalam buku tsb juga disediakan kupon potongan biaya untuk kasus-kasus pemeriksaan darah mendetail yang membutuhkan biaya banyak seperti pemeriksaan HIV, hepatitis, kandungan virus rubella, kadar hemoglobin, dll. Pada kasus-kasus tsb saat membayar, kasir mengambil satu kupon potongan tsb sehingga ibu hamil hanya membayar sisa 20% biaya dikurangi dengan nilai potongan kupon. Bayangkan pemeriksaan-pemeriksaan dengan teliti dan fasilitas terbaik di rumah sakit propinsi, terasa tak memberatkan karena keberadaan askes.

Ada fasilitas yang sangat membantu dan tak ditemui di negara kita. Di seluruh jepang, penduduk dengan penghasilan tak tetap atau rendah seperti mahasiswa dan perkerja paruh waktu, tetapi mempunyai istri yang akan melahirkan, dapat mengajukan bantuan biaya melahirkan di salah satu jawatan pelayanan sosial bertempat di kantor walikota (Shiyakusho) dengan melampirkan laporan pajak tahun sebelumnya, semacam kartu keluarga dan kartu askes. Prosesnya tidak lama cukup 15 menit dan dua minggu berikutkan akan datang surat pemberitahuan ke alamat kita bahwa seluruh biaya melahirkan akan ditanggung oleh jawatan itu, kita hanya akan membayar maksimum 75 ribu yen. Jadi dari biaya sekitar 400 ribu yen melahirkan normal atau 250 ribu biaya operasi cesar, dengan bantuan itu kita hanya membayar maksimal 75 ribu yen.

Pada kasus kelahiran anak pertama saya, karena mendapatkan bantuan biaya melahirkan tsb, begitu keluar rumah sakit saya hanya membayar 3 ribu yen meski si ibu dirawat sekitar 10 hari di rumah sakit. Amazing, 3 ribu yen setara kira-kira 250 ribu rupiah biaya operasi cesar di rumah sakit propinsi yang kamar inapnya layaknya tinggal di hotel berbintang.

Pada kelahiran anak kedua tahun 2007, saya sudah bukan lagi mahasiswa, visa saya sebagai peneliti adalah visa profesor. Saat itu sebagai pegawai baru berkeluarga dengan anak satu saya mengajukan fasilitas pemotongan pajak penghasilan. Alhamdulillah disetujui, sehingga laporan pajak saya nol yen. Artinya, dianggap sebagai orang tak berpenghasilan tetap sehingga tak perlu membayar pajak meski penghasilan peneliti termasuk lebih tinggi dari karyawan perusahaan biasa. Saat itu kami mendapatkan fasilitas bantuan biaya melahirkan juga, sehingga hanya membayar 5 ribu yen saat keluar rumah sakit. Alhamdulillah.

Cukupkah sampai disitu fasilitasnya? Tidak. Sebagai peserta asuransi kesehatan nasional, setiap anak yang lahir, orang tuanya diberikan hadiah atau lumpsum sebesar 300 ribu yen yang diterima sebulan setelah melahirkan. Artinya, sudah dibantu biaya melahirkannya, juga diberi bonus 300 ribu yen (sekitar 25 juta rupiah kurs saat ini).

Masih ada lagi. Untuk ibu yang melahirkan bayi, maka pemerintah jepang memberikan hadiah khusus untuk si ibu. Yaitu jika melahirkan anak pertama dapat bonus 20 ribu yen, anak kedua 50 ribu yen dan anak ketiga 200 ribu yen. Hadiah untuk ibu melahirkan ini saya kira dibuat untuk mendorong orang jepang agar mau menambah anak. Bukankan jepang menghadapi masalah dengan kurangnya angka kelahiran?

Jadi nampaknya, melahirkan anak bukan keluar biaya banyak, tapi malah menambah penghasilan dari bonus-bonus. Di sini, kelahiran anak benar-benar menggembirakan secara psikologis, juga secara finansial, kita tak perlu pusing memikirkan biaya rumah sakit malah untung berlipat-lipat jika dikonversi dalam rupiah.

Oh yah, saat anak ketiga kami lahir 2 bulan lalu, saya tak boleh lagi mengajukan permohonan bantuan biaya melahirkan, karena laporang pajak tahun lalu menunjukkan penghasilan saya dianggap cukup besar dan mampu menghadapi kelahiran. Waktu keluar rumah sakit, biaya melahirkan kami bayar sekitar 230 ribu yen, dan biaya perawatan bayi selama 10 hari sekitar 47 ribu yen. Setelah keluar rumah sakit kami menerima bonus 350 ribu yen dari askes dan 200 ribu yen bonus untuk kelahiran anak ketiga, total 550 ribu yen. Masih surplus khan? Aneh memang negara ini tapi nyata, melahirkan kok malah dapat income.

Tapi untuk si bayi kita tak perlu mikir. Karena aturan pemerintah jepang, kalau tak salah anak sampai umur lima tahun, seluruh biaya rumah sakit diganti 100 persen oleh pemerintah daerah/kota. Caranya, yaitu 80% biaya rumah sakit dipotong langsung oleh rumah sakit karena ditanggung oleh pemerintah. Saat keluar rumah sakit atau berobat atau periksa dokter, kita hanya membayar 20%nya saja. Dari 20% tersebut, 2 bulan kemudian akan diganti 70% oleh askes dan 30% sisanya oleh pemerintah kota kita berdomisili.

Jadi saat melahirkan kita hanya membayar komponen biaya bersalin sedangkan biaya perawatan bayi tak bayar sama sekali.

Selanjutnya selanjutnya setiap bulan untuk setiap anak mendapat jatah 10 ribu yen untuk pembeli susu. Begitu lahir, bayi sudah punya gaji 10 ribu yen. Weleh weleh, tambah lagi penghasilan orang tua.

Itulah sekelumit kisah enaknya keluarga yang melahirkan anak di negeri jepang. Fasilitas rumah sakit terbaik didapatkan, bahkan dapat bonus 25 juta rupiah untuk anak pertama dan sekitar 45 juta rupiah untuk anak ketiga.

Inilah negara kafir yang mampu mengelola pajak rakyatnya untuk meningkatkan kualitas hidup rakyatnya. Akhirnya pajak-pajak penghasilan yang kita bayarkan setiap bulan dan pajak belanja 5% dari nilai belanjaan kembali kepada kita sekalian dalam bentuk lain. Sekedar catatan, dengan penghasilan tahun lalu, saya membayar pajak untuk setahun sekitar 140 ribu yen dan premi asurasi setahun sekitar 180 ribu yen. Peningnya kepala saat bayar pajak terobati dengan pelayanan, keringanan biaya, dan bonus-bonus saat kelahiran anak.

Semoga bermanfaat, dan dapat diambil pelajaran bagaimana pemerintah daerah kita mengelola anggaran agar dapat meningkatkan kualitas hidup rakyatnya. Mengapa kita tak bisa menciptakan sistem jaminan sosial yang baik?

Tuesday, August 19, 2008

Masalah Jepang peluang kerja bagi kita

Saat ini negara-negara maju menghadapi masalah dengan pertambahan penduduknya. Negara jepang misalnya, laju pertumbuhan penduduknya hampir minus sementara usia hidup rata-ratanya semakin tinggi. Artinya orang lanjut usia makin banyak tapi generasi umur produktifnya terus menurun. Akibatnya mereka mengalami kekurangan angkatan kerja. Kehidupan yang mapan menyebabkan banyak pasangan memutuskan tak ingin mempunyai anak, kalaupun memiliki anak dengan jumlah terbatas, satu atau dua. Alasannya, anak dapat mengganggu konsentrasi mengejar karir, juga karena begitu tingginya standar hidup sehingga kehadiran anak menyebabkan bertambahnya beban keluarga jepang terutama untuk pendidikan. Secara kumulatif, mereka menghadapi masalah besar yaitu banyak sektor-sektor yang kesulitan mendapatkan pekerja produktif seperti industri manufaktur, konstruksi, perikanan, dan kesehatan.

Akibat tingginya tingkat kemakmuran dan standar hidup masyarakat jepang, maka generasi mudanya sudah mulai terlena dengan budaya konsumtif, fashion, dan bersenang-senang. Dengan kondisi seperti ini, jenis-jenis pekerjaan yang membutuhkan tenaga besar dan dengan kesulitan tinggi kesulitan peminat. Generasi muda jepang menghindari pekerjaan-pekerjaan jenis ini.

Hal lain, karena banyaknya peluang kerja di sektor-sektor industri maka mayoritas lulusan S1 langsung memutuskan untuk bekerja. Padahal jepang sebagai negara miskin sumberdaya alam perlu terus-menerus berada di jalur persaingan ilmu dan teknologi sehingga dapat terus menjaga eksistensinya dalam penguasaan atas pasar dunia produk-produk berbasis teknologi tinggi. Untuk itu mereka membutuhkan peneliti-peneliti handal di berbagai bidang yang dapat bekerja mengisi pos-pos peneliti di universitas maupu lembaga-lembaga riset pemerintah dan swasta. Biasanya peneliti ini diambil dari lulusan S3. Dengan banyaknya lulusan S1 maupun S2 yang langsung bekerja di perusahaan maka jumlah mahasiswa S3 sebagai calon peneliti makin berkurang. Bahkan mahasiswa-mahasiswa briliannya pun bisa langsung memutuskan masuk perusahaan karena tadi mereka pingin hidup enak dengan gaji besar tapi tak perlu terlalu banyak mikir seperti para peneliti.

Saya sering nanya mahasiswa-mahasiswa tahun keempat yang masuk laboratorium kami sebagai syarat membuat skripsi, apakah mereka mau melanjutkan ke jenjang S2 atau S3. Jawabannya rata-rata ingin segera kerja karena tak mau capek-capek jadi peneliti yang harus terus berpikir mencari ide-ide baru dalam mengembangkan penelitiannya dan mesti membaca sebanyak mungkin publikasi-publikasi ilmiah internasional sesuai bidangnya. Mereka rata-rata menghindar menjadi peneliti. Ini sangat mungkin karena pada tahun keempat sebelum lulus mereka sudah dapat mengikuti tes dan interview di perusahaan2. Perusahaan-perusahaan jepang memang membuka lowongan buat lulusan-lulusan baru S1 pada tahun keempat dan lulusan S2 pada tahun kedua masa dari masa studinya. Jadi sebelum lulus kuliah mereka sudah tahu bisa kerja atau tidak. Umumnya lulusan S1 yg belum lulus tes kerja memutuskan untuk kuliah S2 demi menjaga peluang mereka mengikuti bursa kerja melalui kampus. Biasanya saat S2 mereka yang tak dapat kerja saat lulus S1 dapat terjaring di perusahaan. Kondisi paling buruk adalah mereka bekerja tak sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

Nah dari masalah-masalah yang diuraikan di atas, sebetulnya merupakan peluang sangat besar bagi tenaga kerja dari negara lain untuk mengisinya. Hanya saja masuknya tenaga kerja asing dengan paspor kerja secara besar-besaran terkendala oleh aturan ketenagakerjaan jepang yang melarang impor tenaga kerja dari luar.

Demi mengatasi kelangkaan tenaga kerja di jepang, terutama perusahaan-perusahaan kecil menengah, dan juga untuk menyiasati aturan ketenagakerjaan, maka disiasai dengan mengadakan progran pelatihan/training pekerja dari indonesia yang ditempatkan di perusahaan-perusahaan jepang. Program ini sudah berjalan puluhan tahun. Depnaker tiap-tiap daerah merekrut para trainer tsb. Sebetulnya program ini adalah program akal-akalan UKM jepang untuk mendapatkan tenaga kerja murah dari negara-negara asia seperti indonesia, vietnam, bangladesh, filipina, cina, dll, serta negara-negara amerika latin. Mengapa disebut akal-akalan? Karena para pekerja ini mengerjakan pekerjaan layaknya pekerja reguler bahkan dengan beban yang lebih berat daripada pekerja jepang sendiri, tetapi digaji jauh dibawah standar gaji jepang sekitar 80 ribu yen sebulan. Padahal gaji pekerja level terendah di perusahaan adalah sekitar 170 ribu yen per bulan. Belum termasuk bonus-bonus jika target perusahaan tercapai. Mengapa bisa seperti itu? Visa para trainer tsb berhubungan dengan pendidikan sehingga upah yang diterima tidak termasuk dalam kategori gaji dalam aturan jepang, sehingga dapat diupah jauh dibawah upah minimum. Aturan penggajian di jepang sangat ketat mengatur jam kerja dan upah. Perusahaan yang membayar karyawannya di bawah nilai aturan yang ditentukan, akan kena denda, pidana bahkan ditutup. Karena mereka tak masuk dalam status visa kerja maka banyak hal yang menimbulkan kesulitan bagi para trainer, seperti kecelakaan kerja, perlakuan buruk dari perusahaan, menderita sakit, kerja overtime, dll.

Untuk bidang kesehatan, pemerintah jepang kekurangan tenaga medis seperti perawat rumah sakit dan perawat/pelayan orang lanjut usia. Rumah sakit jepang membutuhkan pelayanan prima. Pasien di rumah sakit membayar mahal setiap pelayanan dan perawatan sehingga peran perawat sangat penting untuk melayani pasien. Apalagi pasien2 tertentu seperti stroke dan penyakit ketuaan yang membutuhkan perawatan khusus. Orang-orang lanjut usia pun biasanya tinggal mandiri sehingga peran perawat pribadi sangat diperlukan. Pos ini selama ini banyak diisi oleh perawat dari Filipina, Vietnam, Cina yang diberi pelatihan khusus. Pemerintah jepang juga sudah bekerjasama dengan pemerintah indonesia untuk mendatangkan perawat dari Indonesia. Tahun ini sudah ada angkatan pertama rombongan perawat indonesia yang masuk jepang. Ini merupakan salah satu peluang bagi perawat terampil dari negara kita yang sudah mulai banyak terjadi pengangguran tenaga perawat. Sebagai tenaga kerja terampil mereka digaji cukup layak sekitar 200 ribu sampai 300 ribu yen.

Untuk bidang pendidikan dan penelitian, ada pemerintah jepang membutuhkan tenaga peneliti yang cukup banyak untuk mengisi posisi-posisi kosong di universitas dan lembaga-lembaga riset. Mahasiswa S3 yang dituntut untuk menghasilkan karya ilmiah orisinil sangat penting bagi unviersitas. Nah, keengganan sebagian mahasiswa jepang untuk bersusah payah sekolah sampai tingkat doktor, membuka peluang bagi masuknya mahasiswa-mahasiswa asing untuk bersekolah di jepang terutama tingkat master dan doktor. Karenanya, cukup banyak model beasiswa dari pemerintah jepang maupun swasta untuk menarik sebanyak-banyaknya mahasiswa asing masuk. Cina, korea, indonesia, bangladesh, dan india adalah negara-negara pemasok utama terbesar mahasiswa asing ke Jepang terutama di bawah program departemen pendidikan, budaya, olahraga, sains dan teknologi jepang (Monbukagakusho dulu disebut Monbusho). Mahasiswa-mahasiswa asing tsb diharapkan dapat membantu meningkatkan level universitas dengan publikasi ilmiah internasional dan paten, juga nantinya diharapkan dapat bekerja di jepang dalam jangka waktu tertentu. Oleh karenanya banyak alumni-alumni universitas jepang yang bekerja dulu beberapa tahun sebelum pulang ke tanah airnya, sebagai karyawan perusahan, peneliti postdoktor, atau bahkan sebagai mereka yang mempunyai kemampuan bahasa jepang yang sangat baik dapat menjadi dosen kontrak. Upaya ini nampaknya adalah cara jepang mengatasi kekurangan tenaga peneliti agar jepang tetap dapat bersaing dalam sains dan teknologi.

Prosedur mendapatkan visa tinggal di jepang memang sangat ketat, tetapi pemerintah jepang sangat mudah memberikan visa tinggal untuk orang asing alumni jepang agar mereka dapat bekerja di jepang demi menutupi kebutuhan tenaga kerja terdidik. Saya sendiri setelah lulus pendidik doktor Oktober 2005 lalu, langsung ditawari bekerja sebagai peneliti di Research Center for Development of Far-Infrared Region, University of Fukui, tanpa prosedur berbelit. Karena saya kebetulan alumni universitas ini. Hanya dengan kesediaan lisan, tak perlu harus mengajukan banyak dokumen lamaran seperti layaknya melamar jadi dosen di indonesia, status sebagai postdoctoral researcher langsung disetujui oleh universitas. Begitu pulang dari berlibur awal November 2005 langsung bergabung. Alhamdulillah kontrak kerja terus diperbaharui sampai dengan akhir Maret 2009. Dengan gaji standar untuk kalangan menengah jepang, tentu saja sulit untuk menolaknya. Apalagi jika dibandingkan dengan penghasilan sebagai PNS di Indonesia. Pengurusan visa untuk istri dan anak-anak sangat-sangat mudah bahkan gratis. Ini memberi gambaran bahwa pemerintah jepang sebetulnya sangat membutuhkan tenaga kerja terdidik.

Bagi saya, cara paling baik untuk bekerja di jepang adalah dengan melamar masuk universitas jepang. Jika bisa tembus masuk baik melalui beasiswa maupun biaya sendiri, maka pintu sudah terbukan untuk dapat bekerja di jepang dengan penghasilan yang berlipat-lipat dibandingkan dengan di indonesia. Sebagain dari gaji dapat ditabung sebagai bekal untuk bisa mandiri di indonesia.

Semoga bermanfaat.

Kanker Hati Dapat Diprediksi Dini

Risiko Paling Membahayakan dari Hepatitis B
Diambil dari rubrik jawapos online edisi Minggu, 17 Agustus 2008

TES laboratorium terhadap virus hepatitis dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis. Sebab, pengobatan tidak tuntas menyebabkan risiko kanker hati membayangi penderita hepatitis B.

Menurut Prof dr Retno Handajani MS PhD, virus hepatitis B (VHB) tergolong virus DNA. Penyebab hepatitis akut maupun kronis itu tersebar luas di dunia. Jumlah penderita carrier -pembawa dan dapat menularkan infeksi VHB kronis- berkisar 350 juta penduduk di dunia.

Indonesia, menurut peneliti dari Institute of Tropical Disease Unair Surabaya itu, tergolong negara endemis hepatitis B cukup tinggi. Ditambah HBsAg-emia berkisar 3-20 persen. Memang, penanda serologis untuk infeksi VHB aktif adalah keberadaan antigen dari daerah S (surface) VHB (HBsAg). Nah, penderita dengan HBsAg yang tidak menghilang dalam waktu 6 bulan akan menjadi pembawa VHB kronis.

Dokter Hadi Wandono SpPD menambahkan, hepatitis B dibagi dua fase. Akut dan kronis. Fase akut terhitung sejak terjadi infeksi hingga enam bulan. Jika dilakukan tes laboratorium, fungsi hati mulai terganggu. ''Dengan pengobatan intensif, sekitar 90 persen pasien pada masa fase akut ini bisa sembuh total,'' kata spesialis penyakit dalam RSU Haji, Surabaya, itu.

Menurut Hadi, sekitar 5-10 persen pasien hepatitis B akut menjadi kronis. Dikatakan kronis jika setelah menjalani pengobatan selama enam bulan VHB masih terdapat di tubuh pasien. Hepatitis B kronis dapat berlanjut menjadi sirosis hati. Penderita itu mempunyai risiko tinggi, lebih dari 100 kali, untuk berkembang menjadi kanker hati (karsinoma hepatoseluler). ''Bahkan, dari data penelitian, 80 persen penyebab karsinoma hepatoseluler adalah VHB,'' kata Retno. Satu persen dari penderita hepatitis B kronis, tambah Hadi, langsung terserang kanker hati tanpa sirosis terlebih dahulu.

Bagaimana pemeriksaannya? Hepatitis (radang hati) secara umum akan mengakibatkan kenaikan kadar SGPT, bilirubin, dan SGOT. Pemeriksaan tersebut sering dilakukan untuk mengetahui gangguan fungsi hati dan memonitor perbaikan hepatitis. Masih ada penanda lain dari virus yang lazim digunakan untuk tes diagnostik.

Keberhasilan terapi infeksi VHB dinilai dari hilangnya DNA VHB. Genotip maupun mutasi VHB pada daerah tertentu dari gen virus sering berperan pada perjalanan penyakit maupun terjadinya kanker hati. ''Mutasi virus juga dapat terjadi pada periode pengobatan,'' tegas Retno.

Nah, genotip maupun mutasi VHB pada daerah tertentu dari gen VHB dapat diperiksa dengan teknik polymerase chain reaction (PCR). Kemungkinan terjadinya kanker hati pun dapat diwaspadai lebih dini.

Di Surabaya, pemeriksaan PCR dapat dilakukan di Institute of Tropical Disease Unair, Surabaya. ''Pemeriksaan PCR ini bersifat spesifik. Ada atau tidaknya kemungkinan mutasi gen hingga berdampak kanker hati memungkinkan diprediksi. Jika diketahui lebih awal, diharapkan pengobatan akan tuntas,'' terangnya.

Monday, August 18, 2008

Muda & Kaya, Kok Bisa?

By Ippho*)
Diambil dari majalahpengusaha.com

Friday, 27 June 2008
Dengan simpanan Rupiah dan aset sebesar US$ 310 juta, jadilah ia satu dari duapuluh orang paling makmur di tanah air pada tahun 2006. Hebatnya, itu semua dikantonginya di usia yang relatif muda, yakni 40-an. Begitu luar biasa dirinya, bahkan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang sudah puluhan tahun menjadi penerus bisnis keluarga, tidak bisa mengungguli total kemakmurannya.
Latar belakang pendidikannya adalah dokter gigi. Tetapi alih-alih buka praktik sebagai dokter gigi, ia lebih getol buka usaha kecil-kecilan semenjak kuliah di Universitas Indonesia. Diawali kucuran dana Rp 150 juta dari Bank Exim (sekarang sudah dilebur menjadi Bank Mandiri), dengan nyali yang menyala-nyala, pria kelahiran 16 Juni 1962 ini mendirikan pabrik sepatu anak-anak dengan merek Butterfly.
Di bawah panji Para Group yang dimilikinya, ia mengambilalih Bank Mega pada tahun 1996 dan menyulap Bank Tugu menjadi Bank Mega Syariah akhir tahun 90-an. Imperium bisnisnya yang lain adalah Trans TV dan Trans 7, yang didukung 20-an menara pemancar. Program-program televisi andalannya diklaim lebih kreatif ketimbang saingan-saingannya. Sebut saja Bajaj Bajuri, Extravaganza, dan Empat Mata. Ia juga membangun Bandung Supermall yang mentereng di lahan seluas 3 hektar yang menelan dana nyaris Rp 100 milyar. Siapakah dia? Tak lain, tak bukan, dialah Chaerul Tanjung.
Pengusaha penuh nyali yang pernah dianugerahi oleh sebuah media cetak sebagai salah seorang tokoh bisnis paling berpengaruh ini, dinilai prestasinya tidak sesederhana penampilannya. Tiga pilihan bidang bisnisnya –yakni keuangan, multimedia dan properti– menunjukkan prestasi yang serba kemilau dan memukau. Bahkan terealisir dalam waktu yang sangat singkat! Salah satu rahasianya, selain bernyali, sejauh ini ia dianggap lihai dan piawai menjalin hubungan dengan penguasa dan sesama pengusaha, termasuk keluarga Salim.
Uniknya, ia pernah digosipkan dekat dengan Maia Ahmad, personil Ratu. Apalagi Maia tiba-tiba bisa saja menjadi bintang tamu rutin di Extravaganza. Terlepas itu, sebagai pemimpin di Yayasan Indonesia Forum, dia merumuskan Kerangka Dasar Visi Indonesia 2030 yang disebut-sebut Presiden SBY sebagai visi nasional. "Kita memerlukan suatu pandangan objektif terhadap masa depan bangsa Indonesia dalam jangka panjang. Yakni, suatu visi yang positif dan optimis bahwa kita bisa menjadi negeri terpandang di mata dunia internasional," ujarnya.
Awal 2006, Chaerul dikabarkan memasuki bisnis pembangkit listrik energi panas bumi (geothermal) dengan meneken kesepakatan kerja sama operasi dengan Direktur Utama PT Pertamina Widya Purnama di Jakarta. Investasi nekat ini diperkirakan menguras biaya US$ 1,5 miliar atau Rp 15 triliun. Modal pengembangannya berasal dari patungan antara Grup Para dengan Pertamina. Bila masih kurang, ia berencana menambalnya dengan membuka infrastructure fund, sehingga investor lain bisa nimbrung.Proyek ini akan berjalan selama 10 tahun dan rencananya akan menggamit PT PLN sebagai pembeli listrik. Betul-betul cerdik! Tentunya listrik dari panas bumi lebih murah dibandingkan dari pembangkit yang berbahan bakar minyak. Ancar-Ancarnya, listrik besutannya akan dijual 25 persen lebih murah. Ia adalah pengusaha pertama yang berinvetasi di bisnis panas bumi. Selama ini pengusaha lain tidak bernyali menerobos bisnis ini, karena dicap rawan resiko. Berani, itulah ciri utama dirinya yang membedakannya dengan pengusaha kebanyakan. Tetapi bukan sekedar berani, melainkan keberanian yang dibungkus dengan kreativitas.

*)Penulis bestseller, pembicara seminar, dan produser Andalus. Bukunya yang ke-7 adalah 10 Jurus Terlarang

Sunday, August 17, 2008

Kredit berbasis syariah

Diambil dari majalahpengusaha.com
BPRS Al Salaam
Berbagai ketentuan pemerintah seperti modal minimum dan capital adequacy ratio yang lunak dibandingkan BPR konvensional membuat BPR Syariah lebih pesat berkembang.
Salah satunya BPRS AlSalaam. Sukatna

Awalnya BPR AlSalam didirikan untuk motif sosial semata-mata. Namun dalam perkembangannya BPR Syariah yang dimodali Rp 60 juta tersebut bisa dijadikan sumber tumpuan untuk berbagai keperluan konsumennya, termasuk di dalamnya untuk pengembangan usaha.
“Para alumni Mesjid Salman ITB Bandung yang hidupnya sukses di Jakarta ingin melakukan kegiatan sosial melalui Yayasan Amal Salman, salah satu yang didirikan yayasan itu adalah BPRS AlSalam yang modalnya Rp 60 juta. Itu sebabnya sebagian besar pendiri BPR AlSalaam adalah alumni Mesjid Salman ITB,” kata Cahyo Kartiko, Direktur BPR AlSalaam, beberapa waktu lalu.

Lembaga pembiayaan yang didirikan 29 Februari 1992 ini telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Ini bisa dilihat dari pertumbuhan asetnya. Pada tahun 2001 asetnya baru Rp 5 miliar selang empat tahun kemudian atau 2005 sudah membengkak menjadi Rp 65 miliar. Kini asetnya sudah mencapai Rp 75 miliar, jumlah pembiayaannya Rp 60 miliar. Ada 8.000.970 nasabah yang dibiayai. Sedangkan dana deposito dari 600 nasabah sekitar Rp 44 miliar. Sedang nasabah tabungan berjumlah sekitar 10 ribu orang, namun nilai tabungannya hanya Rp 2,7 miliar. Angka-angka ini menujukkan betapa kinerja AlSalaam sangat bagus. AlSalaam memiliki 4 kantor kas, 7 payment point dan 3 mobil kas.

Perkembangan AlSalaam ini tidak terlepas dari strategi yang ditempuhnya. Di antaranya pindah haluan dari BPR konvensional ke BPR Syariah. Tetapi, meski pola pembiayaannya sudah berubah haluan tetapi segmen yang dibidik tetap sama, yakni pasar mikro, kecil, dan menengah. “Kami memberikan pembiayaan kepada usaha UKM, PNS, karyawan dan pensiunan. Penggunaan dananya sendiri bisa untuk kepentingan konsumtif, bisa untuk keperluan produktif,” papar Cahyo.

Menurut Cahyo, pihaknya membidik pembiayaan di bawah Rp 50 juta sehingga tidak head to head dengan bank umum konvensional. “Kita juga melayani pembiayaan yang kecil-kecil, seperto Rp 1 juta. Tetapi batasnya sampai Rp 1 miliar. Dari pengalaman kita yang terbesar Rp 700 juta. Itupun tidak diberikan tidak secara langsung melainkan bertahap. Misalnya, Rp 50 juta dulu, kemudian naik menjadi Rp 100 juta dan setreusnya sehingga jumlah totalnya Rp 700 juta,” sebut Cahyo.
Tidak perlu syarat yang aneh-aneh dan proses yang bertele-tele untuk bisa mendapatkan pembiayaan dari AlSalaam. “Persyaratan umum saja seperti administrasi, pemenuhan analisa pembiayaan yang 5 C (capital, cash flow, caracter dsb). Selama memenuhi persaratan kita proses,” terang Cahyo.

Sementara itu pembiayaan untuk PNS dan pensiunan lebih condong ke arah kemampuan mengangsur, seperti seperberapanya dari jumlah gaji. “Kalau pengusaha kecil harus benar-benar kita analisa apakah usahanya benar-benar ada dan apakah kredibilitasnya terjaga selama peminjaman.
Dengan berpindahnya jenis pembiayaan dari konvensional ke syariah, kolateral menjadi bukan pertimbangan utama dalam pemberiaan pembiayaan AlSalaam. Pemberian syariah produknya kalau tidak bagi hasil ya jual beli. “Kalau jual beli kolateralnya barang yang dibeli,” imbuh Cahyo.
Tetapi untuk bagi hasil Cahyo mengakui belum sepenuhnya dilaksanakan. Tetapi secara Standar of Procedure (SOP) bagi hasil lebih condong ke bagaimana nasabah mengelola usahanya sehingga bisa menghasilkan keuntungan. “Dari keuntungan itulah jaminan kita. Selain kondite 5 C, jaminannya ya usaha itu sendiri.”
Karena sifat kolateralnya yang demikian itu, menurut Chayo, perlu adanya pemikiran yang lebih hati-hati dan cermat. Artinya, bank sebagai pemutus pembiayaan harus bisa meyakinkan pada dirinya sendiri bahwa usaha yang dibiayai menguntungkan dan tidak mengandung risiko baik bagi bank sendiri maupun bagi nasabahnya.

Selain persyaratan yang tidak begitu njlimet, pengambilan keputusan untuk pengucuran pun tidak bertele-tele. Bahkan untuk pembiayaan yang sifatnya memang tidak berisiko daan segmen pasarnya captive seperti PNS maupun pensiunan, pembiayaan bisa satu hari cair. “Tetapi untuk nasabah umum yang membutuhkan analisa paling telat satu minggu,” janji Cahyo.
Mungkin yang masih membingungkan nasabah adalah bagaimana pola pembiayaan syariah. Dalam pembiayaan syariah dikenal jual beli (al-murabahah) dan bagi hasil (mudharabah). Dalam jual beli pembiayaan yang dilakukan sudah ditetapkan di muka. Misalnya nasabah ingin membeli sepeda motor yang harga tunainya Rp 12 juta. Pihak bank memeblikan motor tersebut kemudian menjualnya ke nasabah dengan harga, misalnya Rp 16 juta. Nilai itu kemudian dibagi jangka waktu pengangsuran, sehingga pengembalian nasabah bersifat fix tidak floating.

Kalau bagi hasil dasarnya dari omset per bulan. Misalnya nasabah punya usaha penerbitan dengan omset per bulan Rp 10 juta. Setelah mendapat pembiayaan dari bank syariah omset naik menjadi Rp 20 juta. Maka bank maupun nasabah berbagi hasil yang Rp 20 juta itu. Kalau pada bulan berikutnya mengalami penurunan omset, misalnya Rp 15 juta maka yang dibagi adalah Rp 15 juta. “Yang dipatok adalah bagi hasilnya, misalnya 60:40, tetapi berapa rupiahnya tergantung dari hasilnya. Demikian juga ke nasabah penabung maupun deposan yang ditetapkan adalah bagi hasilnya bukan rupiahnya sehingga dari waktu ke waktu nilai rupiahnya bisa berbeda. Bulan lalu ekuivalent dengan bunga 15%. Dengan sistem ini akan sangat fair, baik bagi penabung, bank maupun pengusaha penerima dana pembiayaan,” ujar Cahyo.

Dengan berbagai keunggulannya tersebut Cahyo yakin pembiayaan syariah, demikian juga BPR AlSalaam akan mengalami perkembangan yang pesat. Meski baru beberapa tahun berkembang namun BPR Syariah memiliki beberapa kemudahan dibandingkan bank konvensional maupun BPR konvensional. Terkait pengembangan kantor, kalau di BPR konvensional terkait CAR kalau kita nggak. Modal minimum kita juga lebih rendah. Kalau konvensinal Rp 5 miliar kalau syariah ‘hanya’ Rp 2 miliar (Jakarta),” pungkas Cahyo.

Proses Pencairan Pembiayaan BPRS AlSalaam
Nasabah mengajukan permohonan pembiayaan disertai foto kopi identitas diri, kartu foto kopi kartu tanda penduduk, foto kopi kartu keluarga, foto kopi jaminan yang diberikan.
Dalam permohonan pembiayaan juga harus disampaikan mengenai usahanya baik dari lokasi, riwayat usaha dan kondisi terakhirnya. Masalah keuangan, penjualan barang, pengambilan barang, foto kopi enam bulan terakhir tabungan atau giro, surat-surat bukti kepemilikan atas jaminan. Kalau motor BPKB-nya dan STNK, kalau tanah foto kopi Sertifikat Hak Milik (SHM) dan SPT terakhir.
Syarat-syarat itu diajukan ke customer service atau account officer. Mereka membuat memorandum pembiayaan dan analisa ke komite kredit. Di komite kredit permohonan ini diputuskan untuk diterima atau ditolak. Kalau diterima diserahkan ke bagian legal untuk membuat legalitas atas pembiayaan itu.
Kalau permohonan diterima, nasabah dipanggil untuk mencairkan uang. Untuk pinjaman PNS atau pensiunan biasanya memakan proses satu hari (cair), tetapi untuk nasabah umum paling lambat satu minggu (cair).

Rental Perlengkapan Si Buah Hati

  • Baby's WorldPasangan suami istri yang baru memiliki momongan cenderung membeli semua perlengkapan bayi mereka. Nasib perlengkapan itu akan menjadi barang bekas ketika anak beranjak dewasa. Mengapa tidak menyewa saja?

    Rasanya ada berjuta barang yang harus disiapkan untuk menyambut kedatangan si buah hati. Segala pernak-pernik yang tersedia di toko khusus perlengkapan bayi menjadi wajib untuk dibeli. Ditambah, bentuk serta warna lucu memiliki daya antusias tersendiri bagi para ibu baru tersebut.
    Besarnya rasa kasih sayang untuk memberikan pelayanan terbaik terkadang tidak diimbangi dengan tingkat pemanfaatan perlengkapan bayi pada masa mendatang. Seiring bertambahnya usia anak maka barang-barang tersebut pun tak terpakai. Bahkan tak jarang hanya bertumpuk di gudang hingga berdebu dan usang.

    Fenomena di atas menginspirasikan Tedriya untuk memanfaatkan peluang. Perempuan yang akrab disapa Ia ini membuka jasa rental perlengkapan bayi, bisnis yang tergolong baru. “Usaha penyewaan perlengkapan bayi ini berjalan baru tiga bulan tetapi untuk publikasinya dilakukan awal tahun 2007 melalui berbagai iklan di surat kabar maupun selebaran brosur,” ujarnya.

    Ini bermula dari pengalaman pribadi ketika melahirkan putra pertamanya bernama Al Khrisna Naufalisdzaki. Ia membeli semua perlengkapan bayi seperti pakaian, tempat tidur, bantal dan guling, sampai baby walker, baby troller, dan kelambu dengan asumsi dapat disimpan dan digunakan kembali untuk anak selanjutnya atau dihibahkan ke orang lain. Namun kenyataanya justru jadi barang rongsokan di gudang.
    Wah, pokoknya barang-barang tersebut numpuk di gudang. Memang bisa digunakan lagi lain waktu. Tapi, males juga membersihkan benda kotor dan penuh debu,” akunya.
    Ia menambahkan, seringnya mendengar beberapa ibu mengeluh dengan harga perlengkapan bayi yang tergolong mahal namun hanya dapat digunakan sekali saja menguatkan keinginannya untuk menekuni rental perlengkapan bayi dengan serius.

    Usaha yang diberi nama Baby’s World ini, menyediakan sewa berupa perlengkapan bayi antara lain tempat tidur bayi, baby walker, baby troller, kelambu dan lainnya. Usaha yang dimulai dengan modal Rp 10 juta.

    Dimulai pelanggan pertama pada 27 Januari 2007, Baby’s World yang terletak di Jl. Raya Pondok Duta, Depok ini sudah memiliki 34 pelanggan. Tak hanya sebatas wilayah Depok saja tapi sudah melanglang hingga Bintaro, Pondok Aren, Pluit, Ciledug bahkan Tangerang. “Terkadang saya sedikit kesulitan untuk jasa antar. Saya hanya bisa mengantar barang pada hari Sabtu dan Minggu,” kata perempuan berusia 27 tahun ini. Ia pun membuat ketentuan untuk penyewaan perlengkapan bayi di rentalnya. “Minimal lamanya penyewaan adalah satu bulan,” tandasnya. Kemudian ditambah persyaratan lain berupa kelengkapan fotocopy kartu keluarga, KTP dan rekening listrik atau telepon.
    “Maklum, sekarang banyak status kepemilikan rumah sifatnya sewa. Jadi, ini untuk mengantisipasi terjadinya penipuan data yang nantinya dapat berdampak kerugian bagi usaha ini,” terang Ia.

    Selain itu, Ia menetapkan setiap penyewa yang ingin meminjam perlengkapan bayi harus datang langsung ke rentalnya. Tak hanya itu, tingkat profesionalisme menjalankan usahanya dilampirkan surat perjanjian sewa-menyewa antara kedua belah pihak. “Sehingga jelas aturan-aturan yang menjadi hak dan kewajiban kedua belah fihak,” jelas lulusan Fakultas Ilmu Komputer Gunadarma ini.

    Sedangkan untuk patokan harga sewa selama masa promosi hingga November mendatang untuk tempat tidur bayi dimulai antara Rp. 1000,- hingga Rp. 2500,- lengkap dengan kasur, bantal, guling dan kelambu. Sewa baby walker Rp. 10.000,- per bulan, dan baby troller Rp. 15.000,- per bulan.
    Namun, harga akan kembali normal setelah masa promosi habis. Adapun perincian harga yang ditawarkan untuk sewa tempat tidur plus kasur, bantal, guling dan kelambu tetap sama. Berbeda dengan sewa baby walker mencapai Rp. 12.500,- per bulan dan baby troller seharga Rp. 20.000,- per bulan.

    Bagaimana solusi yang ditawarkan bila terjadi kerusakan barang yang dilakukan si penyewa? “Penyewa akan dikenakan tambahan biaya jika barang yang disewa terjadi kerusakan maupun noda permanen. Biasanya untuk noda permanen, saya meminta ganti rugi sebesar Rp.30.000,-. Lalu, dari biaya tersebut dialokasikan untuk pembersihan ke laundry,” jelasnya.
    Ia pun mengungkapkan teknik merawat perlengkapan bayi yang disewakan. “Saya membersihkannya setiap hari, meski pun sudah ditutupi dengan plastik transparan. Hal ini penting untuk memberikan pelayanan terbaik bagi penyewa,” ungkap Ia serius. Tak hanya itu, Ia pun sering menyarankan kepada penyewa agar peralatan-peralatan yang dipinjam terlebih dahulu dijemur di tempat panas. “Ini untuk mengurangi kelembaban barang sehingga mengecilkan kemungkinan timbulnya jamur dan bakteri,” imbuhnya.

    Ketentuan Rental Baby’s World
    Tempat Tidur Bayi (selanjutnya disingkat TTB), Kasur Bayi, Kelambu, Baby Walker, Baby
    Trolley
    harus dikembalikan dalam keadaan baik.
    2. Pelanggan wajib mengganti jika terjadi kerusakan dengan harga : TTB Besar 700 ribu, TTB
    Oval 550 ribu, TTB Kayu 600 ribu, TTB Rotan/Besi 350 ribu. Sedangkan untuk Kasur Bayi 200
    ribu, Baby Walker 250 ribu, Baby Trolley 400 ribu dan Kelambu 150 ribu.
    3. TTB, Kasur Bayi, Kelambu, Baby Walker, Baby Trolley tidak diizinkan untuk dioper kepada
    orang lain.
    4. Keterlambatan dikembalikannya TTB, Kasur Bayi, Kelambu, Baby Walker, Baby Trolley akan
    dikenakan denda sebesar jumlah sewa hariannya.
    5. Biaya kirim akan dikenakan kepada penyewa minimal Rp 25 ribu (tergantung daerah antar).

Peluang bisnis barang bekas

Diambil dari artikel majalahpengusaha.com

Banyak orang yang berburu barang seken atau bekas. Alasannya jelas, mutunya tak terpaut jauh dengan barang baru tetapi dengan harga jauh lebih miring. Anita Surachman

Ketika barang bekas bertumpuk di pojokan rumah, dan mengganggu pandangan mata, mungkin terbersit di pikiran Anda untuk membuangnya. Atau menjualnya secara murah ke tukang loak. Pikiran Anda yang seperti ini, secepatnya harus dikoreksi. Ada kesempatan untuk menjual barang bekas dengan harga yang pantas. Salah satu pilihannya adalah menitipkan barang tersebut ke Depobabe, di Jalan Delima Raya Klender, Jakarta Timur.

Depobabe, akronim dari depo barang bekas, memang bukan yang pertama dan satu-satunya. Tetapi konsepnya agak berbeda dengan bisnis sejenis. Depobabe menyediakan tempat untuk penjualan barang bekas dengan sistem titip jual. Harga dari barang-barang yang dipajang tertera jelas, layaknya barang yang dijual di supermarket atau hypermarket.

Mungkin Anda bisa mencari barang bekas di “pasar tradisional” seperti Senen, Jatinegara, Taman Puring atau di Jalan Surabaya. Tetapi kemungkinan Anda akan mengalami kerepotan terkait dengan jenis barang yang dicari dan konsep harga serta kesempatan untuk mencoba. Kelemahan-kelemahan inilah yang dibenahi oleh Depobabe. Dikonsep menyerupai minimarket pembeli tidak perlu repot menanyakan harga barang karena pada lebel produk sudah tertera harga sehingga tidak repot untuk tawar menawar lagi. Pembeli juga bebas mencoba barang yang ada. Selain itu, digerai ini produk barang seken yang ditawarkan bervariasi, mulai barang bernilai ribuan hingga jutaan rupiah. Mulai dari pemotong rumput sampai keyboard.

“Waktu itu ada teman saya yang hendak pindah rumah, tetapi dia tidak mau membawa barang-barangnya. Tetapi untuk menjual barang tersebut juga susah. Kalaupun ada yang yang mau beli harganya tidak sesuai karena terlalu murah. Lalu pada saat itu juga ketika saya sedang jalan-jalan ke Bandung, saya melihat ada outlet yang khusus menjual barang-barang seken, dari situ saya berpikir untuk memiliki usaha seperti ini di Jakarta. Respon dari masyarakat pun sangat baik, dengan adanya gerai Depobabe ini,” cerita Endang Purwanto pemilik sekaligus pengelola gerai depobabe.

Dituturkan Endang, “gerai yang berdiri sejak 8 Agustus 2004 memiliki prospek bagus. Ini menilik perjalanan bisnis sejenis di Bandung yang tumbuh besar meski awalnya mulanya sangat kecil. Saya mengamati dan mempelajari gerai-gerai di Bandung. Dan ternyata di Jakarta belum ada. Kalau pun ada, konsep yang diusung berbeda dengan konsep Depobabe”.

Bagi Endang, bisnis ini membawa tantangan tersendiri. Di masyarakat ada suatu penilaian bahwa barang seken itu jelek Tetapi pada sisi lain banyak juga orang yang berburu barang bekas. Tantangan itulah yang mengilhami Endang untuk meningkatkan derajat barang bekas, mulai dari setting gerai, pengaturan letak barang hingga penentuan harga serta sistemnya.

Dengan sistem ini tidak semua barang bekas bisa dititipkan. Aturan mendasarnya adalah: si penitip haruslah si pemilik barang dengan melampirkan foto kopi KTP, nomor telepon dan diperkuat dengan surat perjanjian yang menegaskan bahwa yang bertanggung jawab adalah si penitip barang.

Depo BabeSelain itu ada kualifikasi lain yang digunakan untuk menyeleksi bisa tidaknya barang dititipkan ke Depobabe. Barang dengan kualifikasi rusak atau rongsokan, barang terlarang menurut undang-undang yang berlaku seperti barang curian, barang yang berunsur fornografi, barang yang mengandung obat-obat terlarang, barang yang mengandung makanan, barang yang mengandung bahan aktif atau zat kimia, barang yang mengandung cairan, gas atau bahan yang mudah terbakar, barang berupa benda hidup seperti binatang peliharaan, tanaman hias atau tumbuh-tumbuhan, ikan hias, barang berupa senjata api atau senjata tajam, barang yang bisa mengganggu atau mencemari lingkungan sekitar, tidak bisa dititipkan di Depobabe.

Dengan mekanisme tersebut Depobabe bisa menerima titipan barang-barang elektronik, alat-alat rumah tangga, perlengkapan bayi, sparepart kendaraan, alat-alat musik, fashion, mainan, boneka, barang over stock, barang factory outlet, barang sisa ekspor impor, barang eks kado atau eks hadiah, barang seken milik selebritis, benda seni atau hiasan, barang koleksi dan barang antik.

Bagi pemilik yang menitipkan barangnya, akan dikenakan biaya penitipan yang terdiri dari biaya administrasi dan biaya display. Biaya display adalah biaya yang dikenakan kepada barang yang ukurannya lebih dari 100 CM3 atau yang memerlukan lebih dari satu orang untuk memindahkannya. Contohnya lemari yang memakan tempat dan tenaga untuk mengangkatnya. Biaya penitipan tersebut dibayar oleh penitip ketika barang titipan diterima Depobabe dan ketika penitip memperpanjang masa penitipannya. Besarnya biaya penitipan untuk masa penitipan dua minggu ataupun sebulan adalah sama. Jangka waktu penitipan barang digerai ini sampai dua bulan. Jika tidak laku maka barang akan dikembalikan kepada pemiliknya. “Biasanya semua barang laku terjual sebelum periode penitipan dua bulan berakhir. Kalau pun tidak laku dalam periode itu biasanya pemilik juga tidak mengambil barangnya,” sebut Endang.

Selain administrasi penitipan dan display, Depobabe juga mengambil 10 persen barang yang terjual. Dari seluruh item yang dipajang di Depobabe barang elektronik seperti kulkas, televisi dan lainnya, serta perlengkapan bayi, dan sepeda yang paling banyak diincar pembeli.

Bapak dua putri ini mengaku usahanya mengalami kenaikan tiap tahunnya. Sayangnya ia tidak bersedia mengungkapkan nilai keuntungan dari usaha yang didirikan dengan modal awal Rp 20 juta ini. “Usaha ini memang agak lambat perkembangannya tetapi masih minim pesaing,” tandasnya.

Dengan semakin direkennya (diperhitungkannya) barang seken, minimnya persaingan bisa berarti suatu peluang. Anda tertarik menggelutinya?

Empat keunggulan Depobabe dibandingkan pasar tradisional barang bekas

1. Barang lebih bervariasi, mulai dari pemotong rumput sampai barang elektronik
2. Konsep harga jelas karena harga tertera pada lebel barang sehingga pembeli mempunyai
kemandirian untuk mengambil keputusan akan membeli barang tersebut atau tidak tanpa khawatir
tertipu
3. Mempunyai kesempatan mencoba barang tersebut sebelum membeli

4. Display tertata lebih rapi

Bisnis Perlengkapan Rumah Sakit, Omsetnya Kian Melejit

Kisah ini diambil dari majalahpengusaha.com

CV Nuri Teknik memfokuskan bisnis pada pembuatan alat-alat kedokteran dan rumah sakit. Tak hanya bermain di pasar domestik tapi juga melebarkan sayap hingga ke mancanegara.

Betapa praktisnya tempat tidur rumah sakit. Bagian kepala bisa terangkat, begitu pula bagian badan maupun kaki. Hanya tinggal kayuh saja sisi engkolnya atau hanya menekan tombol elektrik perintah. Tempat tidur khusus pasien tersebut memberikan kemudahan, tanpa harus merepotkan si pasien untuk bangun atau menggeser posisi tubuhnya sendiri. Banyak yang merasakan manfaat dari ranjang khusus tersebut. Namun tak banyak pula yang mengetahui pemain-pemain bisnis alat kedokteran dan rumah sakit, bahkan sekadar tahu siapa pembuat produk tersebut.

Di Indonesia sendiri, pemain lokal di bisnis tersebut tak banyak. Tentu saja ‘lahan kosong’ ini patut menjadi rebutan beberapa perusahaan lokal khusus pembuat alat kedokteran dan rumah sakit, CV Nuri Teknik- salah satunya. Perusahaan yang didirikan Ahmad Syarifudin pada September 1991 bahkan sudah melabarkan sayap hingga di tahun 1998, ia pun menegakkan perusahaan PT Sarandi Karya Nugraha.
“Dengan perlengkapan dan modal terbatas, saya memulai usaha pembuatan alat-alat dan perlengkapan rumah sakit. Saat itu, saya hanya mempunyai modal Rp 500 ribu rupiah ditambah satu gergaji tangan dan satu mesin bor tangan,” kata Ahmad yang membuat trolley USG sebagai produk perdananya.

Ia mengungkapkan, bisnis tersebut diilhami oleh Isep- adiknya yang bekerja di sebuah perusahaan supplier alat-alat kesehatan. Barang-barang hasil produksi perusahaan tersebut ternyata banyak produk impor. “Lantas, saya pun bertanya-tanya, ‘mengapa harus impor?’. Saya pun memberanikan diri mengajukan penawaran ke perusahaan tempat adik saya bekerja, saya meyakinkan perusahaan tersebut bahwa saya bisa membuat produk-produk yang mereka butuhkan,” imbuhnya.

Di atas areal seluas 10.000 meter persegi, Ahmad mengerjakan perlengkapan rumah sakit. Produk-produk buatannya pun diterima, bahkan di tahun 1992, ia mendapat tawaran khusus untuk mendesain dan membuat produk timbangan bayi. Dari hasil order 8000 unit timbangan bayi tersebut, ia meraup keuntungan yang cukup menggiurkan. Berikutnya order terus berlanjut berupa permintaan 28.000 unit lampu periksa, setelah itu susul menyusul pekerjaan datang ke tempat usaha yang berlokasi di Jalan Raya Sadamaya, Cibeber, Cianjur ini.
Perlengkapan Rumah Sakit“Hasil keuntungan tersebut saya belikan berbagai jenis mesin bekas sebanyak dua truk. Diantaranya, mesin bubut, mesin frais (untuk membuat pola, red), mesin scrapt, bor dan lainnya. Meskipun mesin-mesin yang dibeli buatan Eropa namun tak satu pun yang berfungsi, alias rongsokan,” ungkap peraih penghargaan Upakarti dan Perusahaan Kecil Menengah Terbaik Jawa Barat.

Ahmad yang dibantu 75 orang karyawan dan ratusan tenaga kerja lepas, mampu membuat beragam produk. Mulai dari jenis tempat tidur, meja operasi elektrik, ginecolog electric, meja periksa, trolley makan dan lampu periksa. Total produksinya pun berkisar hingga tiga ratus item dengan kapasitas produksi belasan ribu unit pertahun. “Untuk beberapa item tertentu sifatnya pesan baru diproduksi. Namun ada pula yang ready,” tangkasnya seraya mengupayakan peningkatan kapasitas dan kualitas produksinya.

Target pasar yang dilirik Ahmad tak hanya skala nasional tetapi juga ekspor, di antaranya ke Timur Tengah dan Swedia. Produk yang diekspor pun kebanyakan alat-alat kebidanan dan kursi ruang tunggu pasien. Sedangkan untuk pemasarannya sendiri dilakukan melalui supplier-supplier yang tersebar. Ahmad pun mengungkapkan, dirinya tak siap jika harus terjun langsung karena adanya faktor birokrasi, meskipun untuk konsumen lokal masih disanggupinya.
“Saya serius terjun ke dunia alat-alat kesehatan karena merasa bidang ini punya banyak tantangan. Setiap saat selalu muncul produk-produk baru dengan desain yang terus berkembang. Alhamdulillah, dapat memasuki dan bersaing di bidang ini. Selain itu, peluang di bidang ini cukup besar karena sedikitnya pemain yang mendalaminya,” paparnya yang mampu meraup omset milyaran rupiah per tahunnya.

Bersaing dengan pemain asing seperti Jerman dan China, tak menyiutkan nyali Ahmad untuk mendesain produk-produk bergaya moderen, praktis dan elegan. Salah satunya inspirasi membuat produk didapat dari kunjungan beberapa pameran baik dalam maupun luar negeri. Negara yang menjadi referensi pengembangan produknya adalah Jerman dan Singapura. Dan tak jarang pula browsing dari internet yang kemudian didesain sesuai keinginannya. “Saya tidak akan menampilkan produk dengan desain yang monoton,” tegasnya yang ‘rajin hunting’ ke Jerman satu tahun sekali.

Dari inspirasi ditambah referensi, ia pun mendesain sesuai permintaan pasar. Sementara untuk pengerjaannya, komponen-komponen pendukung dipisahkan dan dibagi kebeberapa sub di beberapa bengkel di Cianjur. Berbekal pendidikan di jurusan mesin Sekolah Teknik Mesin yang dimilikinya ternyata membantunya. Dari komponen yang terpisah, ia gabungkan dan jadilah produk-produk berfungsi guna.
“Pernah dari beberapa sub bengkel mencoba untuk menggabungkan menjadi produk seperti yang saya buat tetapi tidak bisa. Mungkin itulah kelebihan saya dalam memadu padankan komponen yang ada menjadi memiliki nilai jual,” ucap Ahmad yang memasang harga puluhan juta rupiah untuk produk ciptaannya.

Dari Lumpur Hingga SPBU

Menapaki jenjang dari seseorang penjual es kelapa muda, Urpan Dani sukses mendirikan beberapa perusahaan. Kiatnya; keikhlasan dan doa. Sukatna

Kru sebuah production house sedang sibuk menyorotkan kamera untuk merekam beberapa adegan di sebuah rumah di Citra Gran Blok E17 No. 6 Cibubur.
Beberapa adegan dari sinetron tersebut memang mengambil lokasi di rumah Urpan Dani, pendiri beberapa perusahaan yang bergerak di bidang lumpur pengeboran, eksportir kayu manis, pemasok pasir, pengelola SPBU Petronas dan jual-beli properti.

Namun kisah sukses Urpan bukanlah sebuah kebetulan, seperti yang banyak terjadi dalam kisah-kisah sinetron kita. Sebelum memiliki beberapa perusahaan Urpan harus berjuang keras, bahkan sempat menjadi penjual es kelapa muda di Pintu II Senayan, dan menjual penjual tempe goreng. Semuanya dilakoni dengan ikhlas.

Sebenarnya, setamat kuliah di Fakultas ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta pada tahun 1989, pria kelahiran tahun 1964 ini sempat diterima menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Departemen Koperasi di tanah kelahirannya Kerinci. Tetapi ia mengaku tidak berminat menjadi PNS. Justru Urpan pergi ke Jakarta ikut pamannya.
Lantaran tidak setuju dengan pilihan anaknya, orangtua Urpan tidak mengirimi uang belanja sehari-hari. Tetapi Urpan tidak menyerah begitu saja. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari ia harus berjualan es kelapa muda, kemudian menjadi penjual tempe goreng.

Di sela-sela menekuni ‘profesinya’ itu, Urpan mengirimkan lamaran ke sejumlah perusahaan. Sempat tes di Pertamina sampai tahapan ketiga, tetapi akhirnya gagal. “Jumlah lamaran sampai 300 lebih,” ungkap Urpan belum lama ini.
Dari salah satu lamarannya, Urpan diterima di sebuah perusahaan lumpur pengeboran yang kantor pusatnya di Jakarta. Tetapi Urpan ditempatkan di Palangkaraya. Pada pagi hari, Urpan menyelesaikan pekerjaan kantor. Di siang harinya, belajar mengoperasikan alat-alat berat, dan sore harinya belajar mengelas. Praktis tidak ada waktu luang untuk Urpan.

Tak lama berselang, Urpan ditarik ke Jakarta tetapi ditempatkan di pabrik. Di pabrik Urpan banyak belajar, mulai dari memproduksi bahan-bahan pendukung lumpur pengeboran sampai mengelas plastik. Ia ingin menyerap semua ilmu tersebut. Ia yakin ilmu itu akan berguna kelak di kemudian hari. Keyakinannya tidak meleset. Prestasinya terus melesat, hingga akhirnya dipercaya menjadi general manager yang mengurusi semua kebutuhan perusahaan dari A sampai Z.

Di tengah karirnya yang terus menanjak, Urpan menyunting anak mantan bupati Kerinci, Gladia Rahmawati, pada tahun 1995. Dalam posisinya sebagai general manager, sering Urpan mengambil keputusan-keputusan penting diantaranya memilih rekanan perusahaan. Ternyata banyak rekanan perusahaan yang memberikan ‘uang terimakasih’. Hal ini justru membuatnya tidak nyaman. Hal ini ia sampaikan ke pemilik malah berujar,” ambil saja uang itu. Keuntungan perusahaan lebih besar daripada yan kamu dapatkan.”
Urpan merasa tidak nyaman. Ia berkeputusan untuk mengundurkan diri. Sebelum mengundurkan diri pada tahun 1997, Urpan melakukan sholat istikharah, untuk meminta petunjuk kepada Allah. Tak lupa ia meminta dukungan dari keluarganya maupun dari keluarga istrinya. Tak satu pun yang setuju ia mengundurkan diri, kecuali satu orang, yakni istrinya. Setelah sholat istikharah beberapa malam, Urpan mengambil keputusan bulat : mengundurkan diri dan siap-siap mendirikan usaha jual-beli mobil bekas.

Ternyata menjadi pengusaha itu tidak semudah membayangkannya. Usaha jual beli mobil bekas yang ia dirikan pada tahun 1997 dengan menggunakan bendera PT. Salsabila Rizky Pratama nyaris macet. Mobil-mobil terlanjur ia kirimkan ke Jambi untuk dijual ternyata seret. Tetapi ia sudah tidak bisa mundur lagi. Mobil-mobil itu ia tarik kembali ke Jakarta dan ia jual di Lapangan Ros dan Kalibata indah. Pada tahun-tahun awal hasilnya lumayan. Penjualan terus meningkat.
Di sela-sela mengiklankan mobil dagangannya, Urpan juga mengiklankan kayu manis dan menjalankan bisnis lumpur pengeboran, meski masih kecil-kecilan. Beberapa orang memesan kayu manisnya tetapi ternyata kebanyakan menipu. Setelah kayu manis dikirim, mereka tidak mengirimkan uangnya. Sudah jatuh tertimpa tangga, itu peribahasanya. Usaha kayu manis belum membuahkan hasil, bahkan ditipu, usaha jual-beli mobil bekasnya lesu. Apalagi, ia juga ditipu beberpa pedagang yan menjual mobil bodong. “Kerugian saat itu mencapai Rp. 250 juta,” tuturnya.

Di saat kondisi perusahannya letih lesu, Urpan justru mengambil keputusan untuk menunaikan ibadah haji bersama istrinya pada tahun 1991. Dengan uang seadanya, sebagian hasil pinjaman dari keluarganya, Urpan dan Gladia berangkat ke Tanah Suci.
Di Al-Mutazzam, Urpan berdoa dengan khusuk. Memohonkan ampunan untuk leluhurnya yang sudah meninggal serta meminta keselamatan dan kesehatan bagi keluarga yang masih hidup. Di akhir doa, ia meminta agar Allah menunjukkan jalan dan meridhoi usahanya. Tak lama berselang, telepon genggamnya berbunyi. Isi pesan yang dikirim adiknya mengatakan PT. Salsabila mendapatkan proyek lumpur pengeboran dari sebuah perusahaan ternama. “Doa saya dibayar tunai. Saking senangnya saya menangis sampai “nungging-nungging” ucap Urpan yang kini membina ribuan petani kayu manis di Kerinci. Dari Al Mutazzam inilah terjadi perubahan yang luar biasa pada perusahaannya.

Penjualan kayu manis, yang semula diniatkan untuk membantu mengangkat harga sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani, mulai membuahkan hasil. Usaha lumpur pengeboran yang tadinya kecil mulai menggurita. Bahkan untuk memperbesar pemasaran 35 item produk Lumpur pengeborannya, Urpan berpatungan dengan rekannya untuk mendirikan PT. Prima Hidrokarbon Internusa pada tahun 2002. PT. Salsabila menjual secara ritel dan PT. Prima Hidrokarbon masuk ke tender-tender besar. Selain memasok 35 item bahan pendukung Lumpur pengeboran, PT. Prima Hidrokarbon juga melakukan pengeboran sendiri.

Perusahaan terus menggurita. Keenam adik Urpan ikut terlibat untuk membesarkan usaha yang didirikan sulung dari tujuh bersaudara ini. Perusahaan yang memiliki kantor pusat di Cibubur dan pabrik di Karawang ini memiliki sekitar 800 karyawan. Ekspansi usaha terus dilakukan. Bisnis properti (membeli rumah kemudian merenovasinya) yang sebelumnya tidak dirambah mulai dimasukinya. Bisnis perkayuan juga mulai dimasuki. Semua bisnis ini ditangani oleh adik-adiknya.
Sekitar akhir tahun 2005 lalu, Urpan kembali mendirikan perusahaan pemasok pasir, PT Pasir Bumi Nusantara. Salah satu adiknya, Faizal Kadni dipercaya untuk menjalankan usaha tersebut. Dalam hitungan bulan saja, PT Pasir Bumi Nusantara mampu memasok pasir ke Cibubur dan Jalan Kali Malang sebanyak 600-800 kubik per hari.
Si bungsu, Faizin Kadni yang pilih tinggal di Yogyakarta mendirikan perusahaan travel PT. Radin Pratama yang mengusung bendera Radin Tour. “Keberhasilan bukan semata-mata diukur dari banyaknya materi, tetapi juga keberhasilannya dalam membimbing adik-adik dan merukunkan keluarga,” kata Urpan.

Urpan sendiri sering mengatakan bahwa usahanya masih kecil. Namun orang lain, melihat pria ini sosok yang sukses. Buktinya, salah satu rumah produksi meminjam rumahnya untuk dijadikan lokasi syuting. Pelanggan lumpur pengeborannya juga perusahaan ternama, di antaranya Pertamina. Sedangkan penjualan kayu manisnya sudah merambah negara-negara di seantero dunia.

Ketika ditanya kiat suksesnya, Urpan mengatakan keikhlasan dan doa. “Ikhlas bukan berarti kita menyerah terhadp keadaan. Dalam berbisnis kita tetap harus berusaha keras. Berusaha untuk menciptakan produk berkualitas dan berusaha mendapatkan order sebanyak-banyaknya. Walau kita sudah bekerja keras tetapi kalau hasilnya tidak sesuai dengan yang ditargetkan kita harus ikhlas menerimanya. Itulah makna ikhlas yang saya maksud. Selain ikhlas adalah doa. Bagi saya doa itu yang pertama, baru kemudian berusaha. Tetapi banyak orang yang mengatakan berusaha dulu baru berdoa. Silakan, itu pilihan masing-masing orang. Dan jangan lupa, di balik keuntungan yang kita peroleh terdapat harta hak orang lain, diantaranya fakir miskin dan anak yatim piatu. Kalau kita memberikan hak-hak mereka Insya Allah rejeki kita lancar, seperti Salsabila (oase di surga yang airnya terus mengucur,” pungkas pria yang Agustus tahun lalu mengoperasikan SPBU Petronas di Lenteng Agung ini.