Wednesday, July 30, 2008

Penyambutan presiden ala orba

Hari ini saya cukup kaget begitu membuka kendari ekspres online. Salah satu beritanya adalah persiapan penyambutan presiden SBY yang menurut saya begitu sarat dengan kamuflase yang dilakukan oleh pemda Konawe Selatan. Saya yakin begitu besar dana yang dikeluarkan untuk mensulap daerah dari kondisi semerawut menjadi seolah-olah tertata bersi dan rapi. Cara-cara seperti ini adalah praktek-praktek masa orde baru untuk menyenangkan pejabat tinggi dan sekaligus menyembunyikan ketidakbecusan pejabat daerah dalam membenahi daerahnya. Bukankah presiden SBY bukanlah tamu bagi kita? Dia adalah presiden, penanggungjawab tertinggi nasib bangsa ini termasuk Konsel. Mestinya presiden harus melihat dengan jelas bahwa begitu terbelakang daerah-daerah di sultra jika dibandingkan dengan daerah-daerah di Jawa. Bahkan ibukota propinsi Kendari kalah jauh dari ibukota kabupaten di Jawa.

Realitas ketertinggalan wilayah kita harus ditunjukkan kepada presiden agar dalam dapat merumuskan langkah-langkah yang tepat guna mengatasi kesenjangan antar wilayah. Biaya besar untuk menghias jalur yang dilewati presiden termasuk memperbaiki jalannya adalah pengeluaran yang tak perlu. Semestinya pemda Konsel dan juga gubernur hanya fokus pada menyediakan pengamanan standar pada presiden. Kondisi jalan yang rusak harus dirasakan sendiri oleh presiden. Agar pemerintah pusat tidak hanya sibuk membuat proyek jalan tol di jakarta dan sekitarnya. Beliau harus tahu bahwa masyarakat sultra setiap harinya harus melalui jalan yang rusak.

Pemda Konsel, mungkin saja malu jika kegagalan mereka mengurus daerah dilihat oleh presiden. Jika letak persoalannya adalah selama ini anggaran dihabiskan untuk hal-hal yang tak perlu sehingga jalan-jalan tidak diperbaki, pasar dibiarkan bau dan semerawut, maka pantaslah pemda Konsel rela menghambur-hamburkan uang untuk menyenangkan presiden sekaligus menyembunyikan borok Bupati Konsel dalam membangun daerahnya. Lengkaplah sudah penderitaan rakyat, anggaran kabupaten untuk setahun mungkin habis untuk menyambut kunjungan presiden sehari.

Dalam perjalanan pulang nanti presiden akan berdiskusi dengan orang-orang di ring satunya, bahwa ternyata kabinet sekarang telah berhasil, buktinya Konawe Selatan saja yang jauh di pelosok sana sudah diaspal dengan licin. Padahal semua itu adalah parade kepalsuan. Akhirnya rakyat tetaplah terabaikan.

Selamat kepada Bupati Konsel yang telah memperlakukan presiden sebagai tamu agung. Bukankah presiden harusnya ikut bertanggungjawab tidak terawatnya Konsel karena anggaran dari pusat yang kurang. Semoga kunjungan ini lebih banyak membawa manfaat untuk masyarakat bawah, bukan hanya sekedar tebar pesona menujelang pemilu 2009

No comments: