Sunday, August 17, 2008

Bisnis Perlengkapan Rumah Sakit, Omsetnya Kian Melejit

Kisah ini diambil dari majalahpengusaha.com

CV Nuri Teknik memfokuskan bisnis pada pembuatan alat-alat kedokteran dan rumah sakit. Tak hanya bermain di pasar domestik tapi juga melebarkan sayap hingga ke mancanegara.

Betapa praktisnya tempat tidur rumah sakit. Bagian kepala bisa terangkat, begitu pula bagian badan maupun kaki. Hanya tinggal kayuh saja sisi engkolnya atau hanya menekan tombol elektrik perintah. Tempat tidur khusus pasien tersebut memberikan kemudahan, tanpa harus merepotkan si pasien untuk bangun atau menggeser posisi tubuhnya sendiri. Banyak yang merasakan manfaat dari ranjang khusus tersebut. Namun tak banyak pula yang mengetahui pemain-pemain bisnis alat kedokteran dan rumah sakit, bahkan sekadar tahu siapa pembuat produk tersebut.

Di Indonesia sendiri, pemain lokal di bisnis tersebut tak banyak. Tentu saja ‘lahan kosong’ ini patut menjadi rebutan beberapa perusahaan lokal khusus pembuat alat kedokteran dan rumah sakit, CV Nuri Teknik- salah satunya. Perusahaan yang didirikan Ahmad Syarifudin pada September 1991 bahkan sudah melabarkan sayap hingga di tahun 1998, ia pun menegakkan perusahaan PT Sarandi Karya Nugraha.
“Dengan perlengkapan dan modal terbatas, saya memulai usaha pembuatan alat-alat dan perlengkapan rumah sakit. Saat itu, saya hanya mempunyai modal Rp 500 ribu rupiah ditambah satu gergaji tangan dan satu mesin bor tangan,” kata Ahmad yang membuat trolley USG sebagai produk perdananya.

Ia mengungkapkan, bisnis tersebut diilhami oleh Isep- adiknya yang bekerja di sebuah perusahaan supplier alat-alat kesehatan. Barang-barang hasil produksi perusahaan tersebut ternyata banyak produk impor. “Lantas, saya pun bertanya-tanya, ‘mengapa harus impor?’. Saya pun memberanikan diri mengajukan penawaran ke perusahaan tempat adik saya bekerja, saya meyakinkan perusahaan tersebut bahwa saya bisa membuat produk-produk yang mereka butuhkan,” imbuhnya.

Di atas areal seluas 10.000 meter persegi, Ahmad mengerjakan perlengkapan rumah sakit. Produk-produk buatannya pun diterima, bahkan di tahun 1992, ia mendapat tawaran khusus untuk mendesain dan membuat produk timbangan bayi. Dari hasil order 8000 unit timbangan bayi tersebut, ia meraup keuntungan yang cukup menggiurkan. Berikutnya order terus berlanjut berupa permintaan 28.000 unit lampu periksa, setelah itu susul menyusul pekerjaan datang ke tempat usaha yang berlokasi di Jalan Raya Sadamaya, Cibeber, Cianjur ini.
Perlengkapan Rumah Sakit“Hasil keuntungan tersebut saya belikan berbagai jenis mesin bekas sebanyak dua truk. Diantaranya, mesin bubut, mesin frais (untuk membuat pola, red), mesin scrapt, bor dan lainnya. Meskipun mesin-mesin yang dibeli buatan Eropa namun tak satu pun yang berfungsi, alias rongsokan,” ungkap peraih penghargaan Upakarti dan Perusahaan Kecil Menengah Terbaik Jawa Barat.

Ahmad yang dibantu 75 orang karyawan dan ratusan tenaga kerja lepas, mampu membuat beragam produk. Mulai dari jenis tempat tidur, meja operasi elektrik, ginecolog electric, meja periksa, trolley makan dan lampu periksa. Total produksinya pun berkisar hingga tiga ratus item dengan kapasitas produksi belasan ribu unit pertahun. “Untuk beberapa item tertentu sifatnya pesan baru diproduksi. Namun ada pula yang ready,” tangkasnya seraya mengupayakan peningkatan kapasitas dan kualitas produksinya.

Target pasar yang dilirik Ahmad tak hanya skala nasional tetapi juga ekspor, di antaranya ke Timur Tengah dan Swedia. Produk yang diekspor pun kebanyakan alat-alat kebidanan dan kursi ruang tunggu pasien. Sedangkan untuk pemasarannya sendiri dilakukan melalui supplier-supplier yang tersebar. Ahmad pun mengungkapkan, dirinya tak siap jika harus terjun langsung karena adanya faktor birokrasi, meskipun untuk konsumen lokal masih disanggupinya.
“Saya serius terjun ke dunia alat-alat kesehatan karena merasa bidang ini punya banyak tantangan. Setiap saat selalu muncul produk-produk baru dengan desain yang terus berkembang. Alhamdulillah, dapat memasuki dan bersaing di bidang ini. Selain itu, peluang di bidang ini cukup besar karena sedikitnya pemain yang mendalaminya,” paparnya yang mampu meraup omset milyaran rupiah per tahunnya.

Bersaing dengan pemain asing seperti Jerman dan China, tak menyiutkan nyali Ahmad untuk mendesain produk-produk bergaya moderen, praktis dan elegan. Salah satunya inspirasi membuat produk didapat dari kunjungan beberapa pameran baik dalam maupun luar negeri. Negara yang menjadi referensi pengembangan produknya adalah Jerman dan Singapura. Dan tak jarang pula browsing dari internet yang kemudian didesain sesuai keinginannya. “Saya tidak akan menampilkan produk dengan desain yang monoton,” tegasnya yang ‘rajin hunting’ ke Jerman satu tahun sekali.

Dari inspirasi ditambah referensi, ia pun mendesain sesuai permintaan pasar. Sementara untuk pengerjaannya, komponen-komponen pendukung dipisahkan dan dibagi kebeberapa sub di beberapa bengkel di Cianjur. Berbekal pendidikan di jurusan mesin Sekolah Teknik Mesin yang dimilikinya ternyata membantunya. Dari komponen yang terpisah, ia gabungkan dan jadilah produk-produk berfungsi guna.
“Pernah dari beberapa sub bengkel mencoba untuk menggabungkan menjadi produk seperti yang saya buat tetapi tidak bisa. Mungkin itulah kelebihan saya dalam memadu padankan komponen yang ada menjadi memiliki nilai jual,” ucap Ahmad yang memasang harga puluhan juta rupiah untuk produk ciptaannya.

No comments: