Hari ini beberapa media online memberitakan tentang kesediaan dan kesiapan Ir. Fadel Muhammad (Gubernur Gorontalo) untuk maju sebagai calon wakil presiden. Beliau bahkan sudah mendapatkan lampu hijau dari JK sebagai ketua umum Golkar. Dia akan mengundurkan diri dari gubernur jika ada partai yang mendukung dirinya sebagai wapres. Gayung bersambut, Sutiyoso bahkan sudah mantap mau menggandengan Fadel Muhammad sebagai cawapresnya.
Mengapa kemudian Fadel Muhammad masuk dalam bursa pimpinan nasional? Hal ini tak lepas dari prestasi beliau dalam memimpin Gorontalo sebagai propinsi baru pecahan dari propinsi Sulawesi Utara.
Saya kemudian mencoba mencari kembali arsip wawancara Peter F. Gontha (host acara Impact di QTV dengan Gubernur Gorontalo. Wawancara tsb dilakukan pada sekitar tahun 2004 lalu. Dalam wawancara tsb paling tidak dapat diketahui apa yang dilakukan oleh Fadel Muhammad terhadap Gorontalo.
Sebagai pengusaha yang merintis karir dari bawah, juga dengan kemampuan akademis memadai terbukti terpilih sebagai Mahasiswa Teladan ITB tahun 1975. Pengalamannya jatuh bangun sebagai pengusaha membuatnya lebih siap ketika terpilih sebagai gubernur. Awalnya banyak yang pesimis dengan langkah beliau, dianggap sebagai pelarian ketikan bank yang dimilikinya/dibelinya bank Intan masuk dalam daftar bank yang di tutup pada awal krisi ekonomi menghantam negeri kita. Bahkan karenanya dia sudah dipailitkan oleh pengadilan niaga.
Sejarah kemudian mencatat bahwa pilihan masyarakat Gorontalo padanya sangatlah tepat.
Apa yang dilakukan olehnya sebagai gubernur gorontalo, propinsi dengan anggaran belanja terkecil diantara propinsi-propinsi di Indonesia. Beliau memulai kepemimpinannya dengan APBD hanya sekitar 250 miliar. Dia menerapkan konsep apa yang disebutnya dengan enterpreneur government. Dalam menerapkan konsep tersebut dia melakukan dua hal fundamental yaitu:
1. Pembangunan berorientasi komoditi
2. Reformasi birokrasi dan keuangan daerah
Apa yang dilakukannya dengan konsep pembangunan berorientasi komoditi? Beliau menentukan dua komoditi utama gorontalo yaitu jagung dan ikan. Masyarakat gorontalo diarahkan untuk menanam jagung. Gubernur menyediakan lahan yang luas dan membenahi infrastruktur untuk mendukung lahan tanaman jagung ini. Kendala bibit unggul selama ini yang selalu diimpor, dipecahkan dengan mengawinkan sendiri bibit2 lokal dengan bibit dari makassar, sehingga bibit padi terjangkau oleh petani. Anggaran untuk pembangunan kantor gubernur dialihkan untuk memperluas pelabuhan agar siap untuk mengekspor hasil panen petani. Akhirnya Gorontalo menjelma menjadi sentra penghasil jagung utama di Indonesia. Produk jagung yang dianggap sebagai makanan kelas dua di Indonesia dieksper dengan nilai berlipat-lipat. Demikian juga produk perikanannya.
Birokrasi dan sistem pengelolaan keuangan daerah direformasi total. Masalah utama birokrasi selama ini unefficiency (ketakefisienan) pengelolaan anggaran. Sebagai contoh, jika ada satu proyek pemerintah maka pimpronya merancang komponen-komponen anggaran dimana hampir 50% anggaran habis untuk kebutuhan birokrasi. Seperti pembelian mobil, komputer, peralatan kantor untuk pimpro dan para stafnya. Kemudian honor-honor untuk diri mereka sendiri mulai para staf pimpro, pimpro, sampai dengan honor paling tinggi untuk gubernur. Itu untuk satu proyek saja bayangkan berapa banyak proyek pemda setiap tahun? Hal ini adalah pengakuan langsung beliau.
Apa yang dilakukan oleh Fadel Muhammad adalah dengan menghapuskan semua komponen-komponen biaya tadi yang dianggarkan hanya untuk melayani nafsu para pejabatnya. Akhirnya mayoritas anggaran dapat menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Sebagai reward untuk aparat birokrasi, Fadel Muhammad menerapkan anggaran berbasis kinerja, dimana setiap pegawai mendapatkan tambahan penghasilan dari kemampuan dia dalam menghemat anggaran dan merealisasikan aggaran pembangunan. Bukan rahasia lagi bahwa salah satu alasan korupsi PNS terutama pegawai kecil adalah karena gajinya kecil. Hal tsb diatasi dengan tunjangan kinerja daerah. Tunjangan tsb adalah tunjangan yang diambil dari penghasilan daerah akibat kinerja birokrasi yang baik. Semakin baik kinerja birokrasi semakin besar pendapatan daerah dan makin besar pula tunjangan tsb. Dengan demikian salah satu masalah yang membelit pemerintah pusat selama ini dalam mereformasi birokrasi adalah ketiadaan anggaran dalam memperbaiki penghasilan pegawai agar tak korup. Prinsip-prinsip penggajian dalam perusahaan diterapkan dalam birokrasi.
Apa yang telah dilakukan oleh Fadel Muhammad sungguh-sungguh seperti merealisasikan apa yang selama ini sulit diwujudkan oleh pemerintah pusat maupun pimpinan daerah lain. Ini adalah salah satu contoh yang mesti diteladani oleh para gubernur maupun bupati lain dalam memimpin daerahnya termasuk di Sultra.
Apa yang bisa diterapkan di sultra?
Jika ingin meniru apa yang dilakukan oleh Fadel Muhammad di Gorontalo sebetulnya tak sulit bagi gubernur Sultra. Kita jauh lebih unggul dibanding gorontalo. Produk unggulan kita seperti cacao, rumput laut, jambu mente, dan ikan sudah lama merajai produk ekspor kita. Hanya saja kinerja ekspor tersebut tak dirasakan langsung oleh petani oleh berbagai hal utamanya karena kita tak mengemasnya langsung di wilayah sultra. Produk-produk kita kebanyakan dikemas kembali di Makassar, Surabaya dan Jakarta baru diekspor. Sudah saatnya pemda petani kita dilatih untuk mengetahui standar pengolahan hasil pertanian untuk pasar ekspor.
Di samping produk-produk tadi, salah satu hasil pertanian kita yang sangat dibutuhkan di pasaran dunia adalah singkong sebagai bahan baku sember minyak nabati. Dunia saat ini sedang menghadapi krisis energi. Isu pemanasan global juga menyebabkan dunia beralih pada minyak dari bahan nabati yang lebih ramah lingkungan. Nah salah satu sumber untuk minyak nabati tersebut adalah singkong. Dan singkong adalah tanaman yang sudah merakyat di sultra. Tanaman ini juga tak terlalu rawan terhadap hama dan dengan biaya perawatan relatif murah.
Produksi singkong dapat digenjot dengan tidak terlalu banyak kendala karena masyarakat sudah familiar dengan tanaman ini. Tugas gubernur adalah penyediaan lahan, bibit, pengolahan, dan pemasaran. Masalah yang sedikit rumit adalah pengolahan singkong sampai menjadi produk minyak nabati. Dalam hal ini pemda tak perlu harus memulai dari penelitian dasar, karena teknologinya sudah tersedia, tinggal bagaimana secara cepat kita menguasai teknologi. Hal ini perlu SDM dan uang. Kita tak perlu menunggu investor, pemerintah daerah dapat mengambil inisiatif dalam proses pengolahan singkong menjadi minyak nabati. Misalnya saja, pemda dapat membentuk joint venture antara BUMD, Universitas, dan investor. Jika investor tak tersediri, pemda dapat menjadi investornya melalui BUMD dengan memanfaatkan kredit dari BPD atau bank-bank lain dengan mengikuti kaidah-kaidah pemberian kredit secara normal. Universitas sebagai pemasok SDM dalam rangka mempercepat penguasaan teknolginya. Brazil adalah salah satu negara berkembang yang sudah berhasil merajai ekspor bahan bakar nabati. Bahkan diversifikasi energi untuk menghilangkan ketergantungan pada energi minyak dan gas sudah diterapkan, karena kesuksesan mereka dalam menerapkan secara konsisten teknologi konversi produk pangan menjadi minyak nabati.
Jika ini berjalan maka singkong yang selama ini sebagai makanan murahan akan meningkat nilainya karena permintaan dunia akan minyak nabati akan terus meningkat seiring dengan terus menipisnya produksi minyak dunia, dan juga terus meningkatnya kesadaran manusia akan bahaya pemanasan global oleh penggunaan bahan bakar fosil seperti BBM. India dan Cina dalam 10 - 20 tahun mendatang akan terus menjadi negara dengan konsumsi energi terus meningkat. Prospek singkong dan bahan makanan lain termasuk jagung akan terus cerah di masa mendatang. Peran Sultra dalam memasok kedua produk tsb akan tetap penting dan dengan sendirinya kesejahteraan petani sebagai mayoritas penduduk sultra akan meningkat.
Produk-produk pertanian lain juga hasil laut yang sekarang sudah leading di pasaran ekspor tetap terus dijaga produksi sehingga sisi pendapatan daerah meningkat. Nah dengan terbenahinya sisi penerimaan daerah maka semua program yang dicanangkan oleh gubernur Nur Alam dalam kampanyenya yang lalu seperti sekolah gratis dan pengobatan gratis bukanlah hal mustahil untuk diwujudkan dengan terus menjaga kinerja daerah terus positif. Sebab jika hanya sisi pengeluaran yang ditekankan tanpa membenahi sisi penerimaan maka boleh jadi pendidikan dan kesehatan gratis malah menimbulkan guncangan ekonomi daerah, karena ketakseimbangan sisi penerimaan dan pengeluaran.
Semoga tulisan ini bermanfaat. Welcome, untuk saran dan kritik dari pembaca sekalian.
Video Wawancara Fadel Muhammad di QTV
Tuesday, August 5, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment