Thursday, August 7, 2008

Teknologi Navigasi, Sumbangan Islam untuk Dunia Maritim


Peradaban Islam menyumbangkan sejumlah peta yang dijadikan panduan para navigator. Salah satu peta yang digunakan pelaut Spanyol, Christopher Columbus untuk mengarungi Samudera Atlantik adalah peta Al-IdrisiPeradaban Islam di era kegemilangan selama beberapa abad tampil sebagai super power dunia.

Pada era kekhalifahan, dunia Islam menguasai berbagai sektor seperti, ilmu pengetahuan, politik, militer, ekonomi, serta perdagangan. Tak heran jika dunia Islam mampu menguasai wilayah yang terbentang begitu luas, meliputi benua Asia, Afrika, dan Eropa.

Kekhalifahan Islam dipandang telah memberi kontribusi yang signifikan dalam terjadinya proses globalisasi di era itu. Dengan ilmu pengetahuan serta kekuatan ekonomi yang dikuasainya, dunia Islam mampu membebaskan begitu banyak wilayah dari keterisolasian. Para penjelajah, pelaut, sarjana, saudagar, serta pelancong Muslim telah berjasa menghubungkan dan membuka wilayah yang terisolasi itu dengan dunia Islam.

Para ahli sejarah menamakan periode ini sebagai Pax Islamica. Keberhasilan dunia Islam dalam membangun perekonomian global di zaman kekhalifahan tak lepas dari teknologi perkapalan dan navigasi yang dikuasai umat Islam. Dengan teknologi navigasi dan perkapalan yang canggih pada zamannya, kekhalifahan Khulafa Ar-Rasyidin, Umayyah, Abbasiyah, Fatimiyah, dan Usmani Turki mampu menjadi kekuatan ekonomi selama berabad-abad.

Berbekal teknologi perkapalan dan navigasi pula, para penjelajah Muslim dari Andalusia dan Afrika Utara sukses mengarungi Lautan Atlantik antara abad ke-9 M hingga 14 M. Mereka telah mencapai benua Amerika, sebelum Christopher Columbus menemukannya pada abad ke-15 M. Para sarjana Muslim mulai mengembangkan teknologi navigasi yang berguna untuk mengarungi lautan, mencapai tujuan serta melewati dan memahami rute yang dituju pada abad ke-8 M.

Secara bahasa, kata navigasi berasal dari bahasa Sansekerta 'Navghathi'. Navigasi didefinisikan sebagai penentuan posisi dan arah di atas permukaan bumi. Konon, peradaban India memulai sejarah maritimnya sejak 5.000 tahun lalu. Galangan kapal terapung pertama dibangun peradaban lembah Indus sekitar 2300 SM. Peradaban manusia lainnya, seperti Cina, Yunani, dan Persia Kuno juga telah mengembangkan navigasi dengan caranya masing-masing.

Teknologi navigasi berkembang pesat di era kekhalifahan Islam. Peradaban Islam lewat gerakan penerjemahan teks dari berbagai peradaban mulai memahami pentingnya menguasai teknologi navigasi. Berbekal pengetahuan itu, para geogarfer, dan para navigator Muslim mengembangkan sendiri teknologi navigasinya. Pengembangan navigasi dilakukan para penjelajah Muslim perintis. Merekalah yang berjasa meletakkan dasar penetapan lokasi sebuah tempat.

Salah satu teknik yang paling penting untuk menentukan sebuah lokasi adalah garis lintang dan garis bujur. Hal semacam ini sudah dikuasai para geogrefer dan penjelajah Muslim. Teknik navigasi lainnya yang lebih canggih yang dikuasai umat Islam di era kekhalifahan adalah dengan menggunakan posisi triangulasi berdasarkan pada matahari, bintang, dan horison.

Berbekal pemahaman dasar tentang navigasi itu, peradaban Islam mulai menemukan sederet teknologi navigasi modern. Salah satu teknologi navigasi yang paling penting yang dihasilkan peradaban Islam adalah kompas magnetik. Bapak Sejarah Sains Barat, George Sarton dalam Introduction to the History of Science mengungkapkan, adalah benar bahwa peradaban Cina telah lama mengenal potensi navigator jarum magnet.

Namun, papar Sarton, potensi itu tak pernah dimanfaatkan peradaban Cina untuk membuat sebuah kompas. Menurut dia, peradaban Islam-lah yang pertama kali menggunakan magnet sebagai alat penunjuk arah. Para sarjana Islam mengembangkan kompas dengan 32 titik. Sejarah mencatat, pada abad ke-11 M para pelaut Muslim menggunakan kompas Marinir untuk pertama kalinya atau mungkin jauh sebelum itu sudah memakainya.

Ensiklopedia Islam terbitan Ichtiar Baru Van Hoeve menyebutkan, penggunaan magnet sebagai penunjuk arah dalam risalah untuk pertama kalinya muncul dalam kumpulan anekdot Persia bertajuk Jawami Al-Hikayah wa Lawami ar-Riwayah ( Kumpulan Hikayat dalam Riwayat-riwayat Cemerlang). Kompilasi anekdot itu ditulis oleh Muhammad Al-Rawi pada tahun 1230 M.

Selain itu, teknologi navigasi lainnya yang dikembangkan peradaban Islam untuk mengarungi lautan dan menjelajahi dunia adalah Baculus. Kamus on-line Tiscali, mendefinisikan Baculus sebagai kemudi, tangkai, serta simbol kekuasaan. Dalam dunia navigasi, Baculus merupakan teknologi yang digunakan untuk astronomi nautica. Teknologi ini asli dikembangkan peradaban Spanyol Muslim yang berpusat di Cordoba.

Pada era selanjutnya, Baculus digunakan para navigator Portugis untuk melanglang dunia. Berbekal Baculus yang diciptakan peradaban Islam, bangsa Portugis menguasai sejumlah wilayah, salah satunya kawasan timur Nusantara sekitar abad ke-16 M. Teknologi navigasi lainnya yang ditemukan para navigator Muslim adalah Caravel. Pada abad ke-13 M, para penjelajah dari Spanyol Muslim telah menggunakan teknologi navigasi yang satu ini untuk mengarungi samudera.

Dua abad kemudian, teknologi Caravel digunakan oleh bangsa Spanyol dan Portugis untuk melakukan perjalanan mengelilingi dunia. Penemuan penting lainnya dalam bidang navigasi Muslim adalah Kamal. Teknologi ini digunakan navigasi angkasa serta untuk mengukur ketinggian dan garis lintang bintang.

Tekonologi navigasi lainnya yang dikembangkan para pelaut Muslim adalah Three-masted merchant vessel. Menurut Jhon Hobson, para pelaut Islam memperkenalkan teknologi itu di sekitar laut Mediterania. Selain itu, peradaban Islam juga menyumbangkan sejumlah peta yang dijadikan panduan para navigator. Salah satu peta yang digunakan pelaut Spanyol, Christopher Columbus untuk mengarungi Samudera Atlantik adalah peta Al-Idrisi.

Penjelajah Muslim lainnya seperti Ibnu Batutta dari Maroko serta Cheng Ho dari Cina juga telah menyumbangkan jalur perjalanan yang dijadikan pegangan para navigator dunia selama berabad-abad. Teknologi navigasi merupakan salah satu kunci keberhasilan peradaban Islam menggenggam dunia.

Sumber Republika online dengan judul yang sama.

No comments: